Bareskrim Pantau Kenaikan Harga Sembako

jabarekspres.com, JAKARTA – Bareskrim terus fokus dalam upaya pengendalian harga sembako. Pengawasan terhadap kemungkinan spekulan mengambil untung dengan tidak wajar makin ditingkatkan jelang bulan puasa. Penyidik mengendus adanya impor daging kerbau tanpa izin untuk kebutuhan puasa.

Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto menuturkan, bulan puasa memang rentan untuk membuat pihak-pihak tertentu menaikkan harga secara tidak wajar. Bila, ada pihak yang bermain dan berspekulasi dengan menaikkan harga, maka Bareskrim akan menjeratnya. ”Kami tegakkan hukum untuk melindungi masyarakat dari kerugian,” paparnya.

Regulasi kenaikan harga telah diatur dalam permendag  63/M-DAG/PER/9/2016 tentang penetapan harga acuan pembelian di petani dan harga penjualan di konsumen. Dalam aturan tersebut terdapat panduan penentuan harga kepatutan yang wajar. ”Jika menyalahi aturan itu, maka bisa dikategorikan sebagai pelanggaran pidana. Siap-siap saja berhadapan dengan hukum,” tegasnya ditemui di Knator Bareskrim Kementerian Kelautan dan Perikanan kemarin.

Berdasarkan fakta-fakta penyelidikan yang dilakukan Bareskrim saat ini, belum ada payung hukum tentang harga eceran tertinggi dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Namun, diketahui memang terdapat memorandum of understanding (MoU) antara Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dengan distributor. ”Belum adanya aturan soal harga eceran tertinggi ini membuat permainan mudah dilakukan. khususnya harga daging segar,” terangnya.

Salah satu yang saat ini diendus Bareskrim, yakni impor daging kerbau beku tanpa izin. Ada pihak yang mengimpor daging kerbau beku ini tanpa sepengetahuan Bulog. ”Yang berwenang impor daging kerbau beku hanya Bulog dan distribusinya melalui Asosiasi Distribusi Daging Indonesia (ADDI),” tuturnya.

Tidak hanya itu, Bareskrim juga menemukan adanya duplikasi kode HS (uraian barang) dalam impor jagung pakan ternak dan jagung pangan. Jagung pangan itu diimpor dengan kategori jagung pakan ternak. ”Padahal, yang berhak melakukan impor jagung pangan hanya Bulog,” tegasnya.

Di sisi lain, memang masyarakat telah bersiap untuk mencari segala kebutuhan pokok sebagai persediaan bulan puasa. Kondisi itu membuat gejolak harga atau kenaikan. ”Tapi, jangan dimainkan,” terangnya.

Menurutnya, harga barang yang sebelumnya berulang kali mengalami kenaikan saat bulan puasa bisa terkendali. ”Sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi, kami tidak hanya fokus dengan ketersediaan barang. Tapi, juga berupaya memastikan harga barang tidak melonjak. Target harga gula pasir Rp 9.800 dan harga daging sapi Rp 80 ribu harus tercapai,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan