Bangun Rumah dari Kotoran Sapi

Masuk ke rumah suku Masai, tidak terbayangkan lagi bagaimana bisa menjalani kehidupan seperti itu. Tapi, mereka merasa nyaman dan bangga dengan kehidupan tradisional yang dipertahankan hingga saat ini.

TOMY C. GUTOMO, Narok


PERKAMPUNGAN suku Masai di Oloolaimutia, Narok, Kenya, yang saya kunjungi dihuni sekitar 200 orang. Sebagian besar perempuan. Menurut Sasine Ole Rinka, anak kepala suku di desa itu, diperkirakan jumlah perempuan mencapai 70 persen.

Itu terjadi karena pria Masai berpoligami. Seorang pria Masai memiliki 3-4 istri. Aneh bagi prajurit Masai kalau hanya mempunyai satu istri.

Sasine baru memiliki seorang istri, Nashapeia. Usianya baru 20 tahun. Mereka menikah dua tahun lalu dan dikaruniai anak perempuan, Sison, yang masih berusia 1 tahun 2 bulan. Apakah akan menikah lagi? ”Iya. Pastinya. Mungkin setelah punya anak kedua,” katanya.

Sasine dan keluarganya tinggal di sebuah manyatta, sebutan untuk rumah khas Masai. Ada 32 manyatta di kampung tersebut. Seorang pria Masai yang menikahi tiga istri biasanya memiliki tiga manyatta.

Manyatta Sasine cukup besar bila dibandingkan dengan manyatta para tetangganya. Ukurannya 5 x 3,5 meter. Tingginya sekitar 2 meter. Lumayan bisa berdiri di dalamnya. Beberapa manyatta lebih kecil dan tidak mungkin kita bisa berdiri tegak di dalamnya. Di samping rumahnya juga ada kandang kambing.

Diperlukan waktu minimal sebulan untuk membangun manyatta. Dan yang membangun adalah para perempuan. Kerangka manyatta dibuat dari ranting pohon. Dinding dan atapnya merupakan susunan ranting pohon. Dinding itu kemudian diplester dengan semen spesial, yakni kotoran sapi. Lantainya tanah. Setelah pembuatan rumah selesai, rumah harus dibiarkan sampai kering dan baunya hilang.

Sasine mengajak saya masuk ke rumahnya. Rumah itu terdiri atas dua bagian. Bagian depan adalah ruang tamu dengan satu kamar kecil. Lebih tepatnya kueeeciiil. Ruang tamu berukuran 2 x 2 meter itu kosong, tak ada perabotan apa pun. Tak ada alas untuk duduk juga.

Kemudian, Sasine mengajak ke bagian kedua rumahnya. Di sini ada tiga kamar dan dapur. Kamar itu dibuat lebih tinggi dengan alas kulit lembu. Satu kamar yang paling besar digunakan untuk Sasine dan istrinya. Satu kamar tamu berada di samping kamar Sasine. Dan satu lagi kamar di depannya disiapkan untuk Sison.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan