Ayumi Nakanishi, Fotografer yang Angkat Band Punk Jakarta di Negeri Sakura

Bahkan, anak-anak di sekitar base camp tampak akrab dengan anggota band Marjinal dan Taring Babi yang tinggal di rumah itu. Tak jarang anak-anak tersebut diajari soft skill yang biasa dilakukan anak-anak punk, yakni melukis dan menyablon.

”Om, saya bawa satu kucingnya ya?” ujar Rendi, salah seorang anak yang sore itu main di markas Marjinal, kepada Bob. Bob dkk memang merawat kucing-kucing tak bertuan. Anak-anak yang ingin membawa pulang dan merawat di rumah dipersilakan.

Tampang Bob yang sangar dan bertato banyak tidak menciutkan nyali anak-anak kecil itu untuk menyapanya. ”Saya juga sudah punya anak, jadi tahu psikologi mereka. Kami malah senang karena mereka ikut meramaikan suasana di sini,” ucap Bob.

Hal yang sama disampaikan Mike. Bahkan, Mike sudah punya tiga anak yang mulai menginjak remaja. Anak-anak Mike tinggal di Bekasi bersama ibunya. ”Saya menganggap anak-anak yang ke sini juga anak-anak saya sendiri,” ucapnya.

Sikap bersahaja seperti itulah yang membuat Ayumi makin mantap dengan pilihannya, merekam jejak Marjinal. Hasilnya, Ayumi sudah tiga kali menggelar pameran film dokumenter tentang sepak terjang Marjinal di Jepang.

Pameran pertama dihelat pada 2013. Kemudian saat Marjinal dibawa Ayumi tur konser ke negara itu pada 2014 dan 2015. Ayumi berencana kembali meluncurkan film dokumenter terbarunya tentang Marjinal sekitar Maret-April 2017.

”Saya juga ingin menjadi bagian dari mereka, melihat mereka berkembang setiap tahun,” kata Ayumi. ”Kini penggemar musik di Jepang jadi tahu perkembangan Marjinal,” sambungnya.

Yang tak kalah monumental, berkat Ayumi, Marjinal bisa menelurkan dua album di Jepang. Album pertama dirilis dengan judul Sejajar (2014). Produksi album itu digarap di Jakarta, tapi CD-nya beredar di Negeri Sakura.

”Album kedua berjudul Majik, garapan Mike dan Bob selama tur di Jepang pada 2015,” jelas Ayumi. Respons yang diterima dari pencinta musik punk di Jepang cukup positif. Bahkan, dua album yang dirilis di Jepang tersebut juga berbahasa Jepang.

Dalam setahun, Ayumi bisa tiga hingga empat kali pergi pulang Jepang-Jakarta. Tujuannya hanya satu, tetap bisa mengabadikan setiap momen perubahan yang dialami Marjinal dan komunitas Taring Babi. Hingga kini Marjinal sudah meluncurkan tujuh album, dua di antaranya dirilis di Jepang.

Tinggalkan Balasan