Angkutan Umum Harus Kreatif

jabarekpsres.com, CIMAH – Dinas Perhubungan Kota Cimahi menyatakan, keberadaan angkutan online merupakan tantangan bagi pengusaha angkutan umum kovensional. Pasalnya, masyarakat sekarang lebih cenderung menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan angkutan umum. Karenanya, tantangan soal angkutan ini akan semakin besar dihadapi pengusahanya.

Hal itu dikatakan, Kepala Bidang Angkutan dan Penerangan Jalan Umum Dinas Perhubungan Kota Cimahi, Endang, saat ditemui, belum lama ini.

Keberadaan angkutan online katanya, menjadikan suatu persaingan positif bagi angkutan konvensional. Sebab keberadaan angkutan online tersebut di satu sisi, akan menjadi sebuah tantangan bagi angkutan konvensional untuk bisa lebih meningkatkan kualitas dan pelayanannya.

“Dengan kondisi sekarang, banyak kecenderungan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Dunia transportasi banyak yang kosong, sehingga para pengusaha angkutan harus mempunyai ide agar penumpang nyaman,” ujar Endang.

Hingga kini, jumlah angkutan umum atau angkot yang terdata di Dinas Perhubungan Kota Cimahi mencapai 438, yang aktif beraktifitas beroperasi 357.

Untuk angkutan umum lintas perbatasan, seperti jurusan Cimahi-Leuwi Panjang mencapai 1.510 yang terdaftar. Realisasinya, yang beroperasi di lapangan hanya 1.168.

Kemudian, untuk Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP), kuotanya di Kota Cimahi mencapai 2.920. Sementara realisasinya baru 2.311.

Sementara itu, untuk angkutan online, usulan yang diberikan oleh Provinsi Jawa Barat kepada Kementrian Perhubungan bagi Kota Cimahi mencapai 338 angkutan.

Dengan kuota baru angkutan online tersebut, tentunya menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemerintah Kota Cimahi dan pengusaha untuk mencari soluasi supaya angkutan konvensioal diminati lagi oleh masyarakat.

Endang mengatakan, untuk sementara ini, pihaknya hanya bisa melakukan Penegakan Hukum (Gakum), dengan mengecek kelengkapan surat dan kelaikan jalan saja.

“Paling tidak, dengan melakukan Gakum, kita berharap angkutan di Cimahi baik secara administrasi atau fisik, itu laik,” kata dia.

Selain itu, pihaknya juga akan mengkaji kembali sejumlah trayek. Kaijian dilakukan untuk mengukur, apakah di Kota Cimahi harus ada penambahan trayek atau tidak.

Tentunya akan disesuaikan dengan total angkutan konvensional mencapai ratusan, dan kondisional masyarakat yang cenderung memilik kendaraan pribadi, serta angkutan berbasi online.

“Kita akan coba kaji terhadap trayek, apakah nanti misalkan dengan jumlah 438 yang aktif apakah perlu ditata ulang,” tandas Endang.(ziz/gun)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan