Ajak Kades Kelola Sampah

SOREANG – Bupati Kabupaten Bandung Dadang M. Naser mengajak kepada seluruh kepala desa untuk terus bergerak memberikan pemahaman kepada warganya untuk sadar lingkungan.

Dirinya memparkan, Pemkad akan secara maraton terus melakukan berbagai cara aktif dan persuasif dalam meningkatkan kualitas lingkungan melalui strategi Sabilulungan Raksa Desa untuk mendukung Citarum Bersih Indah dan Lestari (Bestari)

Selain itu sinergitas dengan program Desa Berbudaya Lingkungan (Ecovillage), Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh), Penyediaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Reduce Reuse Recycle (3R) dan Bank Sampah.

“Ini harus terus disosialisasi dan diaplikasikan, intinya adalah budaya hidup bersih. Melalui kepedulian akan lingkungan, kita bisa memberdayakan semua pihak,”jelas Dadang ketika ditemui kemarin (14/13)

Dadang menuturkan, untuk mendukung ini, Pemkab akan melibatkan Alokasi Dana Perimbangan Desa (ADPD) untuk menangani sampah di tingkat Desa dengan melibatkan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) RT/ RW hingga rumah tangga.

“Melalui sosialisasi kebijakan ini saya harap bisa dirumuskan kebijakan aparat desa untuk pengelolaan persampahan di wilayahnya masing-masing, sehingga bisa langsung diterapkan pada masyarakat,”ucap dia.

Dadang memaparkan, untuk penanganan banjir rencana pemabangunan Kolam Resistensi atas kerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum yang berlokasi di daerah Dayeuhkolot dan Baleendah.

Pembangunan tersebut merupakan salah satu program kementerian PU PR dalam upaya mengurangi masalah banjir di Dayeuhkolot dan Baleendah.

“Rencana luas lahan yang akan dijadikan kolam retensi adalah sekitar 8,7 hektar , dengan penentuan lokasi sudah dilaksanakan oleh BBWS dan BPN Kabupaten Bandung dengan 410 bidang lahan,”kata Dadang.

Dirinya menyebutkan, untuk pembebasan lahan dibagi menjadi dua tahap, untuk tahap III ada 146 bidang yakni 1,5 hektar pada bulan april, dan tahap II untuk 226 bidang mencangkup 3.94 ha pada bulan November 2017 dan tahap III sebanyak 38 bidang yakni 3,3 hektar belum dilaksanakan.

“Untuk harganya rata-rata harganya mendapatkan 10 juta per tumbak,” ujarnya.

Dadang menambahkan, kesadaran terhadap lingkungan menjadi potensi yang bisa di kembangkan untuk menangani persoalan yang disebabkan oleh sampah.

“Jadi ada beberapa intervensi program juga perlu dilakukan rekayasa sosial di masyarakat mengenai sadar lingkungan khusus ditingkat desa,” ujar Dadang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan