Adakah Upaya Mempolitisir PPDB?

Realitasnya biasa terjadi masyarakat yang tak mematuhi aturan PPDB menekan para elit politik, yang kemudian mereka menekan para ke­pala sekolah, untuk kemu­dian terpaksa ”mengamankan”.

Di Disdik Jabar, upaya tak sehat tidak mengemuka ka­rena kendala jarak geografis birokrasi dari kota/kabupaten ke provinsi. Bisa terjadi juga secara langsung para oknum aparat hingga media abal-abal menekan langsung atau mem­buat surat sakti dengan ung­kapan klise ”Mohon Dibantu.”

Ini sebuah realitas PPDB hampir terjadi setiap tahun. Beragam dinamika PPDB Tahun 2017 dalam pantauan penulis di dua wajah layanan kota/kabupaten (pendidikan dasar) dan provinsi (pendidikan me­nengah), maka dapat disim­pulkan PPDB provinsi lebih normatif dan kondusif.

Bila ada penilaian PPDB Jabar buruk sesungguhnya lebih mengarah pada proses PPDB kabupaten dan kota yang ma­sih kental dengan titip menitip. Bahkan, bisa jadi ungkapan PPDB Jabar bermasalah adalah ungkapan politis dari kekece­waan terjegalnya ”surat sakti” dari para politisi yang sudah tidak berlaku lagi di PPDB Dis­dik Jabar.

PPDB Jabar juga bisa disebut bermasalah bisa juga sebagai stigmatisasi atau upaya ”meng­goreng” atau bahkan ngago­goreng sebagai bagian dari agenda politis tertentu.

Bila PPDB Disdik Jabar ma­sih menyisakan banyak ke­kurangan itu benar. Bukankah ini yang pertama? Masih per­dana, masih belajar.

Namun bukankah PPDB kabupaten dan kota sudah bertahun-tahun? Mengapa masih terus terjadi politisasi, aneksasi, hingga surat sakti? Ini perlu terus kita pantau bersama agar lebih baik. Jangan-jangan ungkapan PPDB Jabar bermasalah sesungguh­nya bermuara pada PPDB kabupaten dan kota yang mirip sebuah lagu, ”Aku ma­sih seperti yang dulu”.

Semoga seiring upaya pe­ningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) ini dibarengi upaya ketaatan pada aturan PPDB. Bila masyarakat men­galami peningkatan partisi­pasi melanjutkan sekolah semakin tinggi, dan ketaatan pada aturan PPDB semakin tinggi, hal ini menjelaskan kedewasaan kolektif masy­arakat kita sedang bertumbuh lebih baik. Bila sebaliknya, maka upaya perbaikan pen­didikan masih jauh dari mem­baik. Wallahu a’lam.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan