1.500 Orang Ikuti Gerakan Salat Subuh Berjamaah

bandungekspres.co.id, BANDUNG.- Sekitar 1.500 orang mengikuti Gerakan Salat Subuh Berjamaah (GSSB) yang berlangsung di Masjid Al Hasan Bumi Panyawangan, Cileunyi Kabupaten Bandung, Sabtu (28/2/2017). Mereka berasal dari berbagai masjid, majelis taklim, pondok pesantren, organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam se-Bandung Timur, serta warga kompleks perumahan Bumi Panyawangan.

Tiga dai kondang memberikan tausiyah tentang perlunya persatuan dan kebangkitan umat Islam yang dimulai dengan salat subuh berjamaah. Ketiga dai tersebut adalah KH. Nonof Hanafi dari Pontren Miftahul Huda Ciamis, yang juga tokoh penting longmarch ribuan santri dari Ciamis ke Jakarta saatAksi  Bela Islam 212.

IMG-20170130-WA0002 -Kemudian ada KH. Jujun Junaedi, pimpinan Ponpes Aljauhari Garut, dan Ustadz H. Yusuf Burhanudin.

Kegiatan GSSB dimulai sekitar pukul 03.00 dengan salat tahajud berjamaah, lalu disusul dengan muhasabah, salat subuh berjamaah, dan dilanjut dengan tausiyah oleh tiga dai secara berurutan.

Kegiatan yang berakhir sekitar pukul 07.00 WIB itu dilanjutkan dengan pertemuan pembentukan Forum DKM se-Bandung Timur dan rencana pembentukan koperasi masjid sebagai awal bagi upaya menjadikan masjid sebagai pusat kebangkitan ekonomi umat.

Dalam ceramahnya, Ustad Yusuf  Burhanudin menjelaskan penting dan utamanya salat subuh berjamaah di masjid. Menurutnya, salat subuh itu pertanda bagi umat Islam.

Jika masjid-masjid dipenuhi oleh umat yang menjalankan salat subuh berjamaah, apalagi yang salat subuh sebagian besar kaum muda, maka Allah akan memberikan kekuatan kepada umat Islam untuk bisa bangkit. “Gerakan salat subuh ini sangat penting,” kata Yusuf.

Namun, Ustadz Yusuf mengingatkan, jangan sampai kegiatan GSSB hanya bersifat seremonial, yang hanya ramai  saat ada gerakan, tapi tidak menjadi kebiasaan rutin sehari-hari umat.

“Percuma saja sekarang masjid penuh, tapi besok kosong. Jangan pula masjid penuh oleh para orang tua, tapi para pemudanya juga harus rajin dan salat berjamaah di masjid,” ujar Yusuf.

Sementara itu, KH. Nonof Hanafi dengan gayanya orasinya yang penuh semangat menyatakan bahwa umat Islam saat ini tengah merasakan betapa nikmatnya ukhuwah atau persatuan.

Jika sebelumnya umat Islam terkotak-kotak dan cenderung tersekat-sekat oleh perbedaan mazhab dan golongan, namun sejak Aksi Bela Islam 212, umat Islam dipersatukan oleh ukhuwah dan kalimat tauhid.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan