Yang Bikin Mahasiswa, Yang Terima Siapa Saja

Banyak cara untuk menebar kebaikan. Doa yang dikirim beserta tsa-tsa juga bisa menjadi salah satu bentuk kebaikan sekaligus toleransi antarumat beragama. Apa tsa-tsa itu?

SHABRINA PARAMACITRA, Bandung

RIKA Lenawaty sudah berada di kantor Dharma Center Kadam Choeling Indonesia ketika dihubungi nomor ponselnya. Dia meminta maaf karena sebelumnya menunda janji wawancara. Katanya, butuh istirahat sebentar karena baru saja sampai dari Surabaya.

”Kalau saja saya dapat tiket kereta, mungkin sudah sampai di Bandung sejak pagi. Tapi, karena nggak dapat, ya saya naik bus, macet,” ujarnya.

Rika merupakan direktur Pusat Studi di Dharma Center Kadam Choeling Indonesia, Bandung. Dharma Center berdiri di bawah naungan Yayasan Wilwatikta Sriphala Nusantara yang juga berkantor pusat di Bandung.

Rika menyatakan baru saja selesai melakukan monitoring aktivitas yayasan di Jawa Timur. Meski baru saja sampai dari perjalanan jauh, tidak tampak raut wajah yang lelah di matanya.

Kepada Jawa Pos (Jabar Ekspres Group), perempuan asal Tangerang, Banten, tersebut menjelaskan, tsa-tsa atau arca adalah kerajinan khas Buddhis. Kerajinan tradisi itu berasal dari wilayah pegunungan Himalaya di Tibet Di Indonesia, pembuatan tsa-tsa Buddha dikerjakan di studio yang tak jauh dari kantor Dharma Center Kadam Choeling Indonesia di kawasan Jalan Bijaksana, Bandung. Studio itu khusus memproduksi arca Buddha Sakyamuni.

Menurut Rika, Buddha Sakyamuni adalah sosok Buddha yang paling universal. Sebab, sosoknya paling dikenal umat Buddha, mulai penganut tradisi Tibet, Thailand, maupun India. Dalam tradisinya, tsa-tsa Buddha kemudian dibagi-bagikan kepada masyarakat. Bukan hanya umat Buddha, namun juga masyarakat umum, pemeluk agama lain.

Lalu, apa sebenarnya misi pembagian tsa-tsa Buddha itu? Menurut Rika, pembagian tsa-tsa tersebut tidak dimaksudkan untuk memengaruhi orang (non-Buddha) agar masuk agama Buddha. Tapi, semata-mata untuk berbagi kebajikan.

”Tidak ada unsur misionarisnya,” tegas Rika ketika ditemui di studio pembuatan tsa-tsa, Selasa (20/12).

Bagi pemeluk non-Buddha, kata dia, tsa-tsa Buddha bisa menjadi hiasan seni di rumah. Sebab, dalam arti luas, tsa-tsa sebenarnya tidak terbatas pada pembuatan patung Buddha, melainkan juga bisa dimaknai sebagai sebuah tradisi membuat karya seni rupa.

Tinggalkan Balasan