Wisata Halal Hanya Tren

bandungekspres.co.id, PARIWISATA Indonesia terus berkembang. Pemerintah terus menggali potensi destinasi wisata untuk menarik minat turis mancanegara. Bahkan, tiga tahun terakhir muncul istilah wisata halal.

Menurut Ketua Asosiasi Travel Agen (Asita) Jawa Barat Budianto Ardiansjah, wisata halal hanya sebatas tren. Industri pariwisata sengaja menciptakan brand halal hanya untuk menarik minat wisatawan.

”Konsep wisata halal itu lebih menarik turis dari Timur Tengah. Hal ini karena para pemilik industri wisata melihat pangsa pasar negara-negara timur tengah yang cukup besar,” ujar Budi kepada Bandung Ekspres di kantornya, Jalan Belitung, Kota Bandung, belum lama ini.

Budi mengungkapkan, wisatawan asal Timur Tengah tengah selalu menanyakan kehalalan makanannya. Padahal, secara keseluruhan Indonesia sudah halal. Apalagi di Jawa Barat, mayoritas restoran sudah halal dan tak perlu dipertanyakan lagi.

Para pelaku industri wisata di Indonesia, kata Budi, melihat Timur Tengah sebagai market yang menjanjikan. ”Pasar Timur Tengah memang masih kecil, namun spending-nya sangat besar. Kami mengicarnya wisatawan yang rombongan keluarga yang benar benar ingin wisata. Mereka memang ingin ada jaminan makanan halal, hotelnya bintang 5 dan mudah salat. Bukan wisatawan arab yang ke puncak (Cipanas Cianjur), ujar Budi.

Lebih lanjut Budi mengatakan, wisata halal tidak terlalu perlu ditonjolkan. Karena jika berbicara halal akan sangat luas cakupannya. Makanan yang halal harus jelas cara menyembelihnya sesuai syariah, atau kalau beli harus tahu si penjualnya orang muslim dan memotongnya menyebut basmalah.

”Belum lagi bicara hotel. Yang halal itu hotel seperti apa? Apakah yang menginap harus muhrim semua? Kolam renangnya harus dipisah dong antara laki-laki dan perempuan. Apalagi kalau bicara airport yang halal itu gimana?” ujar budi.

Budi menganggap, konsep wisata halal akan menjadi boomerang di kemudian hari. Sebab, pemerintah tidak bisa mengeluarkan regulasi terkait wisata halal. Sejauh ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) hanya mengeluarkan sertifikat halal untuk makanan.

Sementara itu, Manajer Marketing Garuda Indonesia Branch Office Bandung Yudianto mengatakan, konsep wisata halal sudah muncul sejak 10 tahun lalu. Namun, baru booming tiga tahun terakhir ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan