Usung Konsep Eco Green, Masjid Salman Terlihat Megah dan Sejuk

bandungekspres.co.id – SIAPA yang tak mengenal Masjid Salman ITB. Masjid yang menjadi master peace dan karya pertama Achmad Noe’man dibangun sekitar tahun 1964. Masjid Salman sengaja dirancang tanpa kubah dan tiang penyangga. Delapan tahun kemudian, tepatnya pada Bulan Mei 1972, untuk kali pertama Masjid Salman digunakan salat Jumat berjamaah.

Latar belakang dibangunnya sebuah masjid di lingkungan ITB, karena pada saat itu, banyak mahasiswa kesulitan jika hendak salat. Di mana banyak mahasiswa harus berjalan 2,5 kilometer ke masjid terdekat.

Usulan dari Achmad Nu’man pun tidak langsung diterima oleh ITB. Usulan ini baru disetujui setelah dia menghadap Presiden Soekarno. Dia membawa gambar rancangannya kepada Presiden RI pertama itu.

Usulannya langsung disetujui, Soekarno kemudian memberi nama masjid itu Salman. Saat ini, tidak sedikit orang yang mengunjungi tempat tersebut. Apalagi, penampilan masjid dari luar terlihat sangat megah dan sejuk.

Pantas, banyak orang yang ingin berlama-lama berada di dalam masjid. Bahkan, beberapa banyak mahasiswa yang mempergunakan teras masjid sebagai kegiatan belajar dan bersilaturahim.

Bangunan masjid banyak menggunakan kayu, sehingga terkesan ramah lingkungan. Menurut Cucu Achmad Nu’man, M. Firzhan Nazhar Noe’man, penggunaan kayu sendiri dipilih karena kayu menjadi primadona bangunan saat itu.

”Masjid Salman kan didirikannya tahun 60an. Wajar penggunaan bahan banyak menggunakan kayu yang saat itu populer,” katanya kepada Bandung Ekspres ditemui di Masjid Salman, Selasa (7/6).

Menurut dia, saat ini Masjid Salman mengusung konsep eco green. Memang, awal pembangunannya bertujuan ingin menjadi masjid yang perduli terhadap lingkungan. Sebab, tidak banyak masjid dengan taman dan lahan hijau.

Dia memberikan contoh khususnya di Kota Bandung masih sedikit masjid yang memiliki lahan hijau. Lahan hijau sendiri selain mempercantik masjid berguna untuk menyerap air hujan. Diakui olehnya, tanah serapan di Kota Bandung cukup sedikit.

Dengan menyediakan lahan hijau hal itu bisa menjadi lahan untuk menyerap air hujan. ”Selain itu, adanya lahan hijau bisa dijadikan tempat bermain anak-anak di mana anak untuk bermain tidak harus pergi ke mall,” ucap dia sekaligus pengurus Yayasan Masjid Salman.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan