Usia ODHA Makin Muda, Infeksi Virus HIV/Aids Lebih Menjangkiti LGBT

Ini mengacu pada peraturan menteri (PP) kesehatan yang menetapkan 25 rumah sakit di seluruh Indonesia harus bisa menyediakan fasilitas pemeriksaan, pengobatan dan perawatan bagi penderita Hiv/Aids. Dan kini sudah bisa dilakukan juga di beberapa rumah sakit swasta. ”Hanya saja, untuk Kota Bandung dan Jabar rata-rata memang bermuara ke Klinik Teratai. Khususnya mereka yang sudah di stadium lanjut atau Aids,” urainya.

Dari catatan Klinik Teratai di 2015, ODHA terus bermunculan setiap bulannya. Pada Januari ada 30 kasus (21 Laki-laki/9 Perempuan), Februari 37 (24 L/13 P), Maret 24 (18 L/4 P), April 31 (20 L/11 P), Mei 25 (15 L/ 10 P), Juni 33 (21 L/ 12 P), Juli 19 (15 L/4 P), Agustus 15 (9 L/6 P). Angka itu kemudian naik lagi di September dengan 29 kasus (24 L/ 5 P), Oktober 18 (12 L/6 P), November 21 (17 L/ 4P) dan Desember 22 (17 L/ 5 P).

”Di 2015, yang mendominasi usia 21 hingga 30 dengan angka 143 kasus. Kemudian di usia 31 ke 40 tahun dengan angka 104 kasus,” urainya.

Di tahun yang sama, angka usia 17 hingga 20 tahun ada sebanyak 18 kasus. Khusus di 17 hingga 20 tahun di 2016 terus naik. ”Yang terdeteksi dari status PSK ada tiga orang, dan dua orang lesbian. Selebihnya mereka laki-laki berisiko dan laki-laki suka laki-laki,” tambahnya.

Lantas bagaimana kalangan pelajar tersebut bisa mengetahui mereka mengidap HIV? Ternyata mereka baru sadar telah terinfeksi karena pernah dirawat dengan ciri-ciri seperti jamur di mulut, diare, mudah sakit dan lain sebagainya.

Nirmala mengungkapkan, keberadaan Klinik Teratai itu sendiri sebenarnya sebagai salah wadah untuk mengobati pengidap serta membuka membuka status pasien. Sebab, tidak semua pasien dengan HIV/AIDS mau terbuka karena alasan stigma.

”Begitu pun ketika HIV itu menjangkiti remaja. Mereka umumnya menyembunyikan status mereka sebagai pengidap karena takut pada orangtua mereka dan stigma kutukan,” tuturnya.

Sementara itu, Divisi Pelayanan LSM Rumah Cemara Eliyanti menambahkan, mengacu pada data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung, pengidap ada sekitar 3.000 orang. Sedangkan yang aktif mengambil obat ke Klinik Teratai ada 2.000-an. ”Angka memang saat ini tidak pasti, karena sekarang beberapa rumah sakit juga menyediakan obat ARV (anti Retroviral, obat pangkal perkembangbiakan virus, Red) dari pemerintah,” ucap Eli. ”Yang usia di atas juga banyak, tapi memang yang usia 17-an ini sekarang mulai banyak,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan