Ubah Limbah Kulit Singkong Jadi Bahan Baku Pesawat

Lebih dari empat tahun Raafi Jaya Sutrisna, 18, Alpha Zetizen of the Year asal Jawa Tengah, menghabiskan masa mudanya dengan melakukan beragam riset. Hingga akhirnya, dia menemukan bahan komposit dari limbah kulit singkong sebagai ganti fiberglass.

BOGIVA MIRDYANTO, Surabaya

MAHASISWA semester pertama Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini memang tampak berbeda dengan kebanyakan temannya. Bila teman-temannya masih senang kongko-kongko, Raafi Jaya Sutrisna justru telah menelurkan sejumlah inovasi hasil riset sendiri.

Salah satunya, Raafi sukses meriset pemanfaatan limbah kulit singkong yang banyak ditemukan di daerahnya sebagai bahan komposit Bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku industri otomotif, kapal laut, bahkan pesawat terbang. Bahan komposit ciptaan Raafi itu bisa menjadi bahan pengganti fiberglass.

Ide cemerlang tersebut berawal dari rasa gemasnya melihat limbah kulit singkong yang begitu banyak di sekitar tempat tinggalnya di Pati, Jawa Tengah. Lebih dari 10 ton limbah kulit singkong terkumpul setiap bulan. Selama ini limbah tersebut hanya dimanfaatkan penduduk untuk pakan ternak dan sisanya dibiarkan membusuk.

Dari fakta itulah, Raafi mulai mencari cara menjadikan limbah kulit singkong lebih bermanfaat dan punya nilai ekonomi. Setelah melakukan riset hampir dua tahun, Raafi akhirnya bisa menemukan cara mengubah limbah organik itu menjadi bahan komposit.

Dia membuatnya dengan mencampur olahan limbah kulit singkong dan limbah batang pohon pisang. Dua bahan tersebut digabung dengan menggunakan resin untuk menciptakan struktur komposit yang kuat, tahan terhadap korosi, memiliki bobot ringan, dan tidak mudah terbakar. Dengan demikian, itu bisa dijadikan bahan baku untuk membuat bodi atau panel industri kapal laut hingga pesawat terbang.

Tak sia-sia, riset ilmiah itu akhirnya mengantarkan Raafi menjadi 1 di antara 34 peraih predikat Alpha Zetizen of the Year dalam kompetisi aksi positif Zetizen National Challenge: Go to New Zealand 2016. Sebelumnya, karya itu mendapatkan apresiasi di berbagai kompetisi sains tingkat nasional maupun internasional. Di antaranya, meraih medali emas kategori fisika di Indonesia Science Project Olympiad (ISPO) 2016. Temuan Raafi menyingkirkan sekitar 500 karya anak muda dari berbagai daerah di Indonesia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan