Tekan Kelahiran Anak dengan Program KB

bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Pemerintah Bandung Barat terus menekan angka kelahiran anak. Yakni dengan menggunakan program keluarga berencana (KB). Dengan program Sebab, berdasarkan hitungan, saat ini jumlah rata-rata kelahiran anak dari ibu yang berusia subur masih tinggi.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Bandung Barat Asep Ilyas menyatakan, setiap tahun pihaknya terus melakukan sosialisasi tetang program KB ini. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat saat ini di Bandung Barat mencapai 2,59 persen. Artinya, setiap ibu pada rata-rata melahirkan 2-3 anak sepanjang usia suburnya. ”Kita tekan terus kelahiran anak. Berdasarkan statistik memang masih tinggi. Namun, data di kami, sudah 2,1. Artinya sudah cukup menurun,” katanya seusai pengarahan Pos KB di Ngamprah, kemarin (13/12).

Dia mengatakan, hal itu disebabkan berbagai faktor. Seperti pernikahan dini, kawin cerai, dan masuknya pendatang. Meski demikian, menurut Asep, data BPS mendorong dirinya untuk terus berupaya menekan angka kelahiran guna mengantisipasi ledakan jumlah penduduk. Di antaranya, dengan melakukan berbagai program KB sistem jemput bola hingga ke daerah terpencil.

S‪ejauh ini, kata dia, keluarga yang tinggal di daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan sulit mendapatkan akses pelayanan KB. Hal itu lantaran minimnya fasilitas kesehatan serta penyuluh KB.

”Namun, kami berkoordinasi dengan dinas lain melalui program Gempungan untuk mengatasi hal itu. Tak hanya memberikan penyuluhan dan sosialisasi, tetapi juga memberikan bantuan termasuk perbaikan rumah tak layak huni,” tuturnya.

‪Tahun ini, dia mengklaim tingkat partisipasi KB sudah mencapai 80 persen dari target 45.000 keluarga. Sementara total, tercatat sebanyak 475.341 keluarga. Meningkatnya partisipasi KB, menurut dia, cukup berkontribusi pada penurunan angka kemiskinan yang kini sekitar sembilan persen. ”Tahun lalu 11%, bahkan tahun-tahun sebelumnya mencapai 18%. Jadi, penurunannya cukup signifikan,” katanya.

‪Di tempat yang sama, Bupati Bandung Barat Abubakar menambahkan, program KB harus didukung semua lapisan masyarakat. Selain untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, juga untuk menurunkan angka kemiskinan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan