Tarif Listrik Semua Golongan Turun

[tie_list type=”minus”]Makro Membaik, Harga Minyak Rendah[/tie_list]

bandungekspres.co.id– PT PLN memberikan kado spesial di awal tahun. Perusahaan setrum negara itu menurunkan tarif dasar listrik (TDL) untuk semua golongan. Besarannya mencapai Rp 100 per kilowatt hours (kWh). Penurunan tersebut menyusul anjloknya harga Indonesia crude price (ICP) dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun menjelaskan, penurunan itu dibandingkan tarif Oktober ke November. Nilai tukar misalnya. Angkanya turun dari rata-rata Rp 13.796 per USD pada Oktober menjadi Rp 13.673 per USD per November. ”Kalau ICP dari USD 43,68 per barel menjadi USD 41,44 per barel,” ujarnya kemarin.

Untuk inflasi, PLN mencatat pada November membaik jadi 0,21 persen. Selain itu, PLN berhasil melakukan efisiensi operasi sehingga biaya pokok penyediaan listrik (BPP) ikut turun. ”Kontribusi terbesar penurunan tarif Januari 2016 dari efisiensi operasi,” imbuhnya.

Penurunan untuk tegangan rendah (TR) yang meliputi rumah tangga, bisnis kelas menengah, sampai kantor pemerintah skala menengah turun dari Rp 1.509,38 per kWh pada Desember menjadi Rp 1.409,16 per kWh. Sedangkan tegangan menengah (TM) turun Rp 97,58 pr kWh.

Tegangan tinggi (TT) yang biasa digunakan industri besar ikut turun. Tetapi, penurunannya paling sedikit, yaitu Rp 89,64 per kWh. Dari tarif dasar sebelumnya Rp 1.059,99 per kWh menjadi Rp 970,35 per kWh.

”Penurunan golongan TR karena dampak makroekonomi hanya Rp 12,3 per kWh. Yang besar dari efisiensi Rp 87,92 per kWh,” jelasnya. Komposisi yang sama disebutnya terjadi di golongan TM dan TT. Faktor ekonomi yang meliputi nilai tukar, harga minyak, dan inflasi tidak lebih dari Rp 12,3 per kWh.

Manajer Senior Public Relations PLN Agung Murdifi menambahkan, tarif berlaku hanya untuk 12 golongan tarif yang sudah tidak disubsidi pe­merintah. Itu berarti golongan 450 VA dan 900 VA tidak mengalami perubahan tarif dasar listrik.

”Sesuai permen ESDM, tarif adjustment dihitung berdasar nilai tukar, harga minyak mentah, dan inflasi bulanan. Selama tiga faktor itu membaik, tarif setiap bulan dimungkinkan terus turun,” terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan