Tangkal LGBT dengan Pendekatan Agama

FENOMENA LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) belakangan semakin marak diperbincangkan. Ini menyusul adanya kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan pedangdut SJ terhadap remaja sekolah berusia 17 tahun berinisial DS.

Berita ini memang sempat membuat orang tercengan. Pasalnya, peristiwa tersebut bagi kebanyakan orang merupakan peristiwa yang sangat menjijikan karena mencintai sesama jenis. Apalagi yang menjadi korbannya kebanyakan kaum remaja.

Nah sebagai remaja, sobat Zetizen harus waspada dengan lingkungan sekitar. Biasanya ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, bisa lingkungan, keluarga, dan media massa. Sebaiknya sobat berhati-hati memilih teman, namun bukan berarti mengucilkan keberadaan mereka.

Sebagai manusia, hubungan sosial harus tetap terjaga, namun norma-norma agama dan budaya harus menjadi acuan buat kalian agar tidak terpengaruh kaum LGBT.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terhindar dari LGBT. Pertama, menjauhi segala macam yang berkaitan dengan LGBT misalnya teman, klub, aksesoris, bacaan dan segalanya. Ini adalah salah satu faktor terbesar yang bisa membantu. Kedua, merenungi bahwa LGBT masih belum diterima oleh masyarakat (terutama di Indonesia), Ketiga sugesti, keempat beraktivitaslah selayaknya laki-laki atau perempuan sesuai dengan kodratnya. Dan yang paling terpenting adalah faktor agama.

Salah seorang Mahasiswi, Lea memandang bahwa LGBT merupakan perilaku yang menyimpang dari norma dan fitrah manusia. Makanya hal ini bertentangan dengan hukum, budaya dan norma agama.

”Ya, kita kan nggak bisa ikut campur urusan mereka, yang penting kitanya aja jaga jarak jangan sampai terbawa oleh pergaulan mereka,” ungkapnya.

Bagi Lea, faktor lingkungan dan pergaulan sangat mempengaruhi fenomena LGBT. Untuk itu, pendekatan agama sangat sangat diperlukan guna menangkal terjadinya LGBT. ”Kalau aku sarankan yang sudah LGBT cepat kembali kepada fitrahnya, karena bagaimana pun juga hal ini sangat bertentangan dengan ajaran agama dan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat kita,” pungkas Mahasiswi semester 2 ini. (Ifa/asp)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan