#SaveCiharus Dikampanyekan Komunitas

Dia menjelaskan, apa yang membuat Kamojang (Tempat Ciharus berada) ditetapkan sebagai kawasan cagar alam. Sebab ada tiga alasan mendasar yakni, kekhasan, habitat dan lanskap.

Cagar Alam kamojang adalah satu-satunya kawasan cagar alam di Bandung Raya yang memiliki kekhasan lanskap. Seperti adanya gunung-gunung, hutan, danau, hingga kawah. Kenyataan tersebut menjadikan kawasan ini sebagai kawasan yang dihuni oleh beragam flora dan fauna.

Kekhasan fauna, katanya, yaitu, dalam kawasan kamojang termasuk hutan Ciharus yang di dalamnya terdapat beberapa satwa yang dilindungi seperti, elang jawa, panthera pardus (macan tutul), hingga kancil (mencek) yang saat ini kehidupannya terus terancam akibat intervensi manusia yang terus meningkat.

Sebut dia, ada juga kekhasan flora seperti halnya fauna, di dalam hutan Ciharus CA Kamojang juga terdapat banyak flora yang dilindungi, dari bunga rawa, hingga pohon-pohon khas hutan ciharus.

”Di samping pertimbangan tersebut di atas, hutan dan danau Ciharus juga lekat dengan sejarah Hindia-Belanda dan pascakemerdekaan Indonesia, seperti catatan tentang taman Inggris hingga peristiwa pagar betis di tahun 60-an,” jelasnya.

Sehingga, lanjut Pepep, dengan adanya #SaveCiharus ada sejumlah stakeholders yang berkepentingan dan bersinggungan dengan adanya kampanye ini. Menurutnya, secara institusional sekurang-kurangnya ada 4 lembaga yang terkait secara langsung. Pertama yang secara langsung dilindungi dan diamanatkan undang-undang untuk menjaga dan mengelola, yaitu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) dan Perhutani. Kedua yaitu, yang memanfaatkan jasa lingkungan atau jasling atas kelestarian dan keberadaan kawasan CA Kamojang, yaitu Pertamina Geotherman Energy (PGE) dan Indonesia Power.

”Dalam proses perbaikan kawasan hutan Ciharus dan proses kampanye kawasan, hanya BBKSDA Jawa Barat bersama masyarakat Kamojang dibantu Pertamina Geothermal Energy melakukan penutupan akses hutan Ciharus, yaitu dengan meningkatkan sosialisasi kawasan, kontinuitas penjagaan dan monitoring kawasan dan restorasi/perbaikan kerusakan hutan Ciharus,” katanya.

Namun, lanjut Pepep dalam proses awal pergerakan #SaveCiharus tantangan utamanya yakni penyebaran dan internalisasi pengetahuan kawasan di lingkungan komunitas #SaveCiharus sendiri. Untuk mengerti, memahami dan berkomitmen dalam isu lingkungan bagi kawan-kawan komunitas bukanlah hal yang mudah.

Tinggalkan Balasan