Sampah di Lembang Menggunung

bandungekspres.co.id, LEMBANG –Akibat dua minggu tidak diangkut oleh petugas, sampah terlihat menggunung di Kampung Sukajaya, Desa Lembang, Bandung Barat. Terpantau, warga di Rukun Tetangga (RT) satu, dua dan tiga di kampung tersebut membuang sampah dengan mengumpulkan di pinggir jalan.

Padahal di dekat pembuangan sampah tersebut terdapat sebuah sekolah Pendidikan Usia Dini (PAUD). Keadaan itu, cukup mengganggu aktivitas belajar siswa.

Menurut salah satu warga, Jajat Arya Nugraha, 33 mengungkapkan, penumpukan diakibatkan tidak ada petugas yang mengambil sampah ke rumah warga. Padahal, sebelumnya petugas selalu mengambil sampah-sampah warga di setiap rumah.

”Sudah dua minggu tidak petugas yang mengangkut sampah. Padahal, kami rutin bayar untuk sampah itu Rp15 ribu per bulan untuk setiap rumah,” kata Jajat saat dijumpai di Lembang, kemarin (29/11).

Menurut Jajat, saat ini banyak warga yang mengalami penyakit gatal. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa melainkan anak-anak di kampung ini. ”Kalau bau sudah pasti, tapi yang lebih parah lagi soal penyakit gatal pada kulit. Ini sangat membahayakan, terutama kalau hujan turun pasti kemana-mana,” sesalnya.

Dia berharap, petugas sampah dari dinas terkait bisa datang langsung untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah menumpuk cukup banyak. Khawatirnya, kata dia, jika dibiarkan terus akan menjadi sumber penyakit yang lebih parah lagi terutama pada saat hujan turun.

”Harapan kita bisa diangkut secepatnya, karena sampah ini membahayakan bagi warga. Kalau terus dibiarkan sampah akan semakin menumpuk lagi,” ujarnya.

Terkait hal tersebut, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Bandung Barat, Apit Akhmad mengaku, hingga kini, pihaknya terus mengupayakan pengangkutan sampah bisa terus diangkut di setiap wilayah. Armada UPT Kebersihan belum bisa mengangkut total sampah setiap hari.

”Dari sekitar 200 ton sampah per hari, hanya terangkut setengahnya lantaran keterbatasan armada,” ungkapnya.

Hal itu di antaranya akibat keterbatasan armada pengangkutan sampah dari kebutuhan 50 armada, saat ini hanya ada 30 armada pengangkut sampah. ”Tapi tetap kita upayakan pengangkutan sampah ini bisa maksimal,” tandasnya. (drx/nit)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan