Rista Dwi Cahyaningrum dan Faurelia Audina Wardana, Pemenang GBL Putaran Mei dan Juli

Pusing Pilih Diksi yang Pas

Semula Rista dan Faurelia tidak tertarik pada dunia tulis-menulis. Program Gerakan Budaya Literasi (GBL) Sidoarjo membuat mereka mau mencoba. Hasilnya, mereka ketagihan.

RESVIA AFRILENE, Sidoarjo

AWALNYA, Rista sempat merasa minder. Merasa tidak punya bakat di bidang tulis-menulis. Bahkan, dia sempat merasa frustrasi saat harus membaca koran, lalu membuat review dari salah satu berita di dalamnya.

’’Selama ini pernah baca novel aja. Itu pun cuma sekali. Hansen and Gretel,’’ ujar Rista pada Sabtu (8/10). Siswi kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Yos Sudarso I itu mengaku lebih suka menonton film.

Terutama film fantasi yang penuh imajinasi. Karena itu, saat hendak mengikuti program Gerakan Budaya Literasi (GBL) yang digagas Jawa Pos (Grup Jabar Ekspres) dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Sidoarjo, Rista harus belajar dari nol tentang cara menulis yang baik.

Dia merasa tantangan terberatnya adalah pemilihan diksi atau kata. ’’Pusing,’’ ujar dara kelahiran 31 Oktober 1988 itu. Tentu saja, dia kaget ketika diberi tahu bahwa karya review-nya menjadi pemenang GBL Mei lalu.

’’Aslinya aku itu enggak suka membaca atau menulis,’’ lanjutnya. Rista me-review berita Wadah Beraktivitas Itu Bukan Ajang Gengsi yang dimuat Jawa Pos edisi 12 April 2016.

Berita tersebut dipilih karena mengena dengan kesehariannya. Yakni, tentang pembentukan karakter pelajar melalui keikutsertaan dalam organisasi.

Apalagi, artikel itu juga mengulas tip mempertahankan prestasi di sekolah meski sibuk berorganisasi. ’’Aku kan juga ketua OSIS (organisasi siswa intra sekolah, Red), jadi sering dispensasi dari pelajaran, terus nilai sempat jeblok,’’ ucap anak kedua di antara tiga bersaudara tersebut.

Tak hanya aktif di sekolah, Rista juga menjadi anggota Komunitas Balap Sepeda Sidoarjo. Semua itu sangat menguras waktu. Pilihan tema yang cocok cukup membantu Rista. Dalam waktu dua jam, review yang disusunnya selesai dan dikumpulkan melalui guru sekolah.

Untuk membuat review terbaik, Rista menyebut dirinya harus membuka lagi semua catatan pedoman menulis rangkuman yang diperolehnya saat pelajaran bahasa Indonesia.

’’Aku baca-baca lagi soal gimana memilih sudut pandang yang pas sama trik mencari kata-kata menarik dari beritanya,’’ tutur Rista.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan