Ribuan Pelajar Melukis Cup Bekas

bandungekspres.co.id, BANJARAN – Ribuan anak sekolah dasar mengikuti agenda melukis di atas cup bekas air minum kemasan dengan tema Lingkungan Hidup dan PON XIX di Lapangan Alun-Alun Banjaran Kabupaten Bandung kemarin (19/9). Kepala UPTD TK/SD Kecamatan Banjaran Setiawan mengatakan, kegiatan ini untuk mengembangkan bakat dan minat anak didik, mencintai lingkungan hidup. Sehingga, apabila potensi siswa sekolah bisa dididik sejak dini akan lebih baik.

”Tentu saja dengan pelaksanaan Go Green ini sangat bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan bagi anak-anak didik kami. Khususnya di Banjaran umumnya di Kabupaten Bandung,” kata Setiawan saat di wawancara di sela-sela kegiatan.

Anak-anak menggambar di cup bekas air minum, lanjut Setiawan, karena untuk memanfaatkan barang-barang bekas. Ini supaya mendidik kepada anak supaya mendaur ulang barang-barang bekas ini agar bisa dimanfaatkan dan dipakai supaya berguna. ”Kalau dihias itu akan terlihat bagus, tapi kalau tidak dihias yang namaanya barang bekas akan dibuang saja ke tempat sampah,” ucapnya.

Dia berharap, dengan even ini nanti para siswa memotivasi dirinya supaya menjadi sumber daya manusia yang lebih cerdas. Sebab kalau dididik sejak dini tentu saja nanti akan mengembangkan bakatnya, untuk melanjutkan ke sekolah-sekolah yang berhubungan dengan seni.

Ketua pelaksana Go Green di Kabupaten Bandung, Fritsno Vianto menjelaskan, tujuan kegiatan ini untuk memberikan kesadaran kepada para siswa SD yang ada di Jabar untuk melukis di cup plstik. Dengan itu, pihaknya berharap dengan cup plastik ini akan terlintas di pikiran siswa bahwa cup ini bisa digunakan, yakni sebagai tempat minuman, tempat es dan tempat pinsil, sehingga tidak dibuang begitu saja. ”Oleh karena itu bisa dikelola lagi dan bisa dibuat suatu karya dengan dilukis supaya tidak dibuang begitu saja. Itu yang kita harapkan,” jelasnya.

Namun, tuturnya, inti tujuan ini sebetulnya bukan cup plastiknya, tujuan utama untuk menciptakan mindset anak-anak ini yang kita tanamkan dan dirubah, supaya pola pikir mereka tidak terpaku, bahwa untuk membuat suatu karya itu ribet, sulit dan mahal. ”Membuat suatu karya dengan murah bisa dari cup plastik dan lain-lainnya, itu bisa memuaskan mereka dan bisa dipergunakan,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan