Retakan TanahJ alan Raya Cipatat-Cianjur Semakin Parah

Jalan Nasional Terancam Putus

bandungekspres.co.id– Kondisi retakan tanah di Jalan Raya Cipatat-Cianjur tepatnya di Kampung Tagog Munding RT 03/08, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, semakin parah. Berdasarkan informasi yang didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Barat, retakan tanah di area tersebut sudah mendekati jalan yang berjarak hanya 1-2 meter ke badan jalan nasional yang menghubungkan Bandung-Cianjur tersebut. ’’Laporan tadi pagi (kemarin) retakan tanahnya terus bertambah paska retakan sebelumnya. Malah, sekarang retakan sudah hampir mendekati jalan dan mengancam akan memutus jalan nasional,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Barat Roni Rudyana, di Ngamprah, Senin (22/2).

Setelah diketahui ada retakan yang mengancam memutuskan jalan, BPBD langsung melaporkan ke BPBD Provinsi Jawa Barat. Lantaran tidak mendapat respon dari BPBD provinsi, pihaknya langsung mengirimkan surat ke Dinas Bina Marga Jawa Barat untuk menindaklanjuti retakan yang mengancam jalan terputus. ’’Walaupun sekarang retakan belum ke jalan, tetap antisipasi harus dilakukan. Apalagi, saat ini masyarakat sudah resah,” ungkapnya.

Roni menambahkan, pihaknya belum mengambil langkah untuk area tersebut lantaran masih menunggu hasil kajian dari Badan Geologi dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang akan disampaikan hari ini (23/2). Setelah kajian keluar, pihaknya langsung melakukan langkah-langkah sesuai dengan rekemondasi dari Badan Geologi dan PVMBG. ’’Kita masih menunggu kajian yang akan dilakukan untuk area tersebut apakah layak untuk dibangun kembali atau tidak. Karena area tersebut sudah masuk zona kuning yang memang kalau membangun harus memiliki kontruksi bangunan yang maksimal,” paparnya.

Roni menjelaskan, panjang retakan yang merusak 7 rumah tersebut memiliki panjang retakan hingga 100 meter. Masyarakat di sana diimbau untuk lebih waspada terkait retakan tersebut. Apalagi saat ini Kabupaten Bandung Barat diberlakukan status siaga darurat bencana. ’’Status ini berlaku sampai 15 April 2016 mendatang,’’ ungkapnya.

Roni menyebutkan, saluran air di kawasan tersebut tertutup oleh reruntuhan rumah sehingga diperlukan alat berat untuk mengangkat dan membersihkan saluran air tersebut.

Diungkapkan Roni, BPBD dibantu personel TNI/Polri serta relawan yang terus memantau kondisi jalan tersebut. Bahkan pihaknya terus mengawasi juga para pengungsi yang saat ini sudah diungsikan. ’’Dari BPBD juga sudah memberikan bantuan logistik dan kebutuhan pangan kepada warga yang mengungsi,’’ katanya.

Tinggalkan Balasan