Pro dan Kontra Fenomena Pemain Asing

bandungekspres.co.id, JAKARTA – Hadirnya sejumlah pemain asing di kompetisi tanah air memiliki dua dampak yang saling berlawanan. Satu sisi memberikan keuntungan bagi klub untuk mengejar target mereka meraih prestasi. Sayang, di sisi lain, mereka mempersempit eksistensi pemain lokal.

Bersyukurlah bagi pemain pemain Indonesia yang bermain di posisi penjaga gawang, full back dan winger. Sebab, sejauh ini mayoritas klub kasta tertinggi di Indonesia tidak terlalu tertarik untuk mendatangkan pemain asing di posisi-posisi itu. Kondisi itu membuat pemain pemain lokal mendapat banyak kesempatan untuk bermain.

Selama ini, pemain pemain asing menjadi langganan klub tanah air adalah central bek, playmaker dan striker. Walhasil, pemain pemain lokal yang spesialis di sektor tersebut dengan sendirinya terpinggirkan. Kualitas mereka pun kian menurun karena kesempatan bermain mereka kian terbatas. Diambil alih oleh pemain pemain asing.

Dua kiper Timnas Indonesia, Hery Prasetyo dan Jandia Eka Putra sama-sama tidak memungkiri hal itu. Menurut mereka, ketangkasan dan naluri tinggi mereka menjaga gawang dari gempuran lawan terus terasah karena banyak diberikan kesempatan bermain.

”Dengan tidak adanya kiper asing di kompetisi Indonesia itu, membawa banyak dampak positif bagi kami,” kata Hery.

Kiper Madura United itu lantas menjelaskan, sepak bola itu adalah layaknya pedang. Artinya, akan semakin tajam kalau terus di asah. Begitu juga dengan para pemain Indonesia yang sedari dulu sudah memiliki skil individu yang bagus. Namun, seiring waktu, tidak sedikit yang kualitasnya menurun lantaran tidak mendapat banyak kesempatan untuk bermain.

Sama dengan Hery, Jandia Eka Putra menyebutkan bahwa, Alfred Riedl pelatih Timnas sudah pasti tidak akan kesulitan untuk mendapatkan kiper hebat tanah. Hampir semua klub di Indonesia memiliki penjaga gawang bagus. ”Dan rata rata kiper di kompetisi yang sedang berjalan saat ini adalah pemain asli Indonesia,” ujarnya.

Fenomena membludaknya stok kiper untuk Timnas itu, lanjut Jandia, karena kiper lokal yang lebih banyak diberikan kesempatan bermain oleh klub. “Dan, saya yakin, bukan hanya generasi kami saja, melainkan juga setelah kami,” kata kiper utama Semen Padang itu.

Tinggalkan Balasan