PKL Purnawarman Bakal Pindah ke Lahan Parkir BEC

bandungekspres.co.id– Pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang Jalan Purnawarman menerima tawaran Pemerintah Kota Bandung untuk direlokasi ke lahan parkir Bandung Electronic Center (BEC). Karena lokasi lahan parkir BEC merupakan lokasi terbaik di antara beberapa tempat yang sebelumnya ditawarkan Pemkot Bandung.

Ketua Koordinator PKL Purnawarman Jalal Saputra mengatakan, sebelum relokasi di BEC, pemkot Bandung menawarkan relokasi ke basement 5 BEC. Memang hal itu ditolak oleh para pedagang karena tempat itu sangat sepi dan akan mematikan usaha para PKL Purnawarman.

”Lokasi ke basement 5 selain sepi, tempat tersebut tidak bisa menampung semua PKL Purnawarman,” kata Jalal kepada Bandung Ekspres saat ditemui di tempatnya jualannya, Jalan Purnawarman, kemarin (16/2).

Jalal mengungkapkan, relokasi ke lahan parkir BEC ini, meskipun lokasinya agak masuk ke dalam tapi pedagang masih bisa terlihat oleh pembeli. Memang sementara pendapatan akan berkurang tapi ke depan diharapkan bisa kembali stabil seperti biasa.

”Lokasi ini jauh lebih baik daripada di basement 5, makanya semua mau menerima tawaran pak wali,” ungkapnya.

Jalal menegaskan, PKL yang berjualan di Jalan Purnawarman masih menyisakan setidaknya ada sekitar 45 kios yang akan direlokasi ke lahan parkir terbuka BEC. PKL tersebut terdiri dari 27 penjual kuliner dan 18 penjual aksesoris. Sebelumnya, pemkot Bandung pernah memberikan waktu selama satu bulan untuk relokasi.

”Saat itu, waktu yang diberikan hanya satu bulan. Setelah itu, ya mau nggak mau kita sebagai masyarakat kecil harus bisa menerima keputusan ini. Meskipun sangat berat mengambilnya,” tegas Jalal.

Senada dengannya, Maesaroh, 57, salah seorang penjual nasi di lokasi itu berharap, dengan direlokasinya ke lahan parkir ini, pemerintah ke depan bisa kembali mencarikan solusi terbaik terhadap nasib para PKL. Karena mata pencaharian pedagang selain berjualan di temapt itu, tidak memiliki usaha sampingan. Sehingga kalau tidak segera dipikirkan bagaimana nasib keluarganya.

”Saya setiap hari harus ada uang buat ongkos sekolah anak aja Rp 25 ribu belum buat makan. Kalau penghasilan menurun terus bagaimana nasib anak-anak saya,” pungkasnya. (dn/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan