Pertambangan Gerus Cimanuk, BBWS Beberkan Kerusakan Sepandan

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Fakta kerusakan lingkungan yang menjadi faktor banjir bandang di Garut terus bermunculan. Salah satunya, kerusakan di kawasan sempadan sungai Cimanuk yang diketahui sudah banyak beralihfungsi.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk- Cisanggarung (Cimancis) Mochamad Mazid mengatakan, beberapa kerusakan sempadan di sungai Cimanuk telah terindentifikasi sepanjang 250 meter. Jumlah itu, kata dia, kemungkinan besar masih bisa bertambah.

”Identifikasi masih kita lakukan. Sementara ini, kami masih terkendala ketinggian air di sungai Cimanuk,” kata Mazid di Gedung Sate, kemarin (5/10).  ”Harus tunggu surut dulu,” sambungnya.

Untuk memperkecil kerusakan di sempadan sungai, kata dia, pihaknya menurunkan 1 long arm dan 3 backhoe excavator. Ini sebagai upaya penanganan darurat dengan cara pemasangan bronjong di sejumlah titik rawan. Bronjong tersebut juga bagian dari proteksi apabila terjadi hujan besar lagi. ”Yang diutamakan titik yang dekat dengan pemukiman padat,” tegasnya.

Dia menuturkan, di hulu Sungai Cimanuk terdapat bendung Copong, dengan desain banjir ulangan 100 tahun atau Q 100 tahunan untuk aliran air sebesar 740 m3 per detik. Namun kapasitas air hujan kemarin, ucap dia, intesitasnya sangat tinggi melebihi batas nomal.

”Banjir kemarin mencapai 1.140 m3 per detik karena intensitas curah hujan yang tinggi 255 mm dari sore hingga tengah malam,” urainya.

Dengan tingginya intensitas air tersebut, memungkinkan air melimpas ke hilir. Besarnya volume air yang tidak tertampung, bahkan melebihi batas tanggul sungai yang didesain hanya untuk menampung air dengan kapasitas 740 mm.

Dia memerinci, bendung Copong berada sekitar 3 kilo di wilayah hilir Cimanuk diperuntukkan bagi irigasi. Meski aplikasinya, belum bisa dioperasikan. Sebab kondisinya sedang pembangunan kontruksi.

Menurut Mazid, dari hasil pengamatan ada tiga titik lokasi tanggul rusak. Pertama di Sukakarya belakang SLB (50 meter) dan sudah ditangani tanggap darurat. Selain itu, di Kaum Lebak (50 meter, sedang ditangani) dan ketiga di daerah Kikisik sekitar 200 meter. ”Secara keseluruhan sedang kita perbaiki dan dalam tiga minggu diharapkan selesai,” tutur Mazid.

Untuk mengantisipasi terjadinya bencana susulan, ungkanya, perlu diterapkan sistem peringatan dini dan peningkatan kewaspadaan. Salah satunya, ketika terjadi curah hujan tinggi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan