Perkenalkan Kelender Sunda bagi Masyarakat

bandungekspres.co.id, LEMBANG – Komunitas kabuyutan Sunda membagikan ratusan kalender Sunda kepada masyarakat. Kalender tersebut dibagikan saat Mapag Perayaan Tahun Baru Sunda 1 Sura 1950 Saka Sunda di Lembang Kabupaten Bandung Barat, kemarin (7/10).

Menurut Ketua Komunitas Sunda Kemanusiaan Dasar Kaula (Kamandaka) Gagan Sukamara, dirinya sudah sejak lama menggunakan penanggalan kalender sunda. ”Biasanya digunakan untuk menentukan hari baik untuk acar syukuran atau pernikahan,” ungkap Gagan kepada wartawan.

Namun, masih banyak masyarakat Sunda yang belum mengenal tentang keberadaan kalender tersebut. Sehingga, dirinya membagikan kalender Sunda secara gratis agar masyarakat bisa mengenalnya.

Dia mengungkap, tahun barunya jatuh pada hari Selasa (4/10) lalu. Pada acara tersebut, dirinya dengan sejumlah tokoh lainnya merayakan dengan mengadakan sejumlah kegiatan kesundaan. Seperti pementasan degung, kacapian, calung, pagelaran wayang dan pembagian kalender Sunda.

‪”Kalender Sunda sama dengan kalendar lain pada umumnya seperti kalender Masehi atau Kalender Cina,” katanya.

Terkait tentang sistem penanggalan Sunda, lanjut dia, terdiri dari 12 bulan. Di antaranya, Srawana, Badra, Asuyi, Kartika, Margasira, Pasa, Maga, Palguna, Setra, Wekasa, Jyesta dan Asadha.

‪Namun dalam setiap bulannya, bulan pada kalender Sunda tidak memiliki tanggal di atas 30. Jumlah hari dalam bulan kalender Sunda hanya sampai 30 hari atau 29 hari. Perbedaan lain, ungkap dia, pergantian hari dan tanggalnya bukan pada malam hari.

”Melainkan pada penanggalan Masehi tapi pergantian hari terjadi pada petang hari atau sekitar pukul 18.00 WIB,” ucapnya.

Untuk memudahkan penggunaannya, pada kalender itu dicetak pula tanggal Masehi dan Hijriah. Pada intinya, kami ingin mengenalkan bahwa di sunda pun punya perhitungan kalender yang akurat.

‪Dalam kesempatan tersebut, dirinya bertekad untuk memperkenalkan hal tersebut kepada masayarakat yang lainnya. ”Kami ingin mengenalkan kembali sistem perhitungan Sunda kepada masyarakat. Apalagi masyarakat dulu sering memilih hari baik dengan melihat kalender ini,” pungkasnya. (drx/nit)

Tinggalkan Balasan