Perkaya Diri tanpa Buat Yang Lain Miskin

[tie_list type=”minus”]Joseph Theodorus Wulianadi tentang Industri Kreatif[/tie_list]

Penjiplakan adalah musuh besar industri kreatif. Joseph Theodorus Wulianadi atau yang lebih akrab disapa Pak Joger terus berupaya agar ide yang menjadi jantung industri itu bisa tetap berkembang.

Joseph Theodorus Wulianadi
Joseph Theodorus Wulianadi

KONSEP ATM (amati, tiru, dan modifikasi) telah menjadi momok bagi pelaku industri kreatif. ”Kalau tidak hati-hati, konsep tersebut hanya memunculkan peniru dan penjiplak. Saya meniru dari ciptaan Tuhan, bukan dari yang sudah dibuat orang lain. Sedangkan ide bisa berasal dari mana saja,” kata pria kelahiran 64 tahun silam tersebut.

Pak Joger mengatakan, selama ini beberapa orang ingin terjun ke industri kreatif. Namun, tanpa dibekali kemauan kuat untuk membuat sesuatu yang baru. ”Menjadi kreatif itu perlu adanya kemauan. Sebab, orang-orang kreatif membutuhkan kemerdekaan,” ujarnya.

Kemerdekaan yang dia maksud adalah kebebasan yang berdasar niat baik serta dilaksanakan secara jujur dan bertanggung jawab. Selain itu, menjadi kreatif tidak terbelenggu dengan konsep umum.

”Banyak pula seniman maupun pelaku industri kreatif di Indonesia yang tidak bisa tumbuh karena tidak adanya perlindungan terhadap karya-karya mereka,” ujarnya. Apalagi, lanjut dia, jika karya tersebut sudah masuk ranah publik, penjiplakan akan marak.

Alumnus Universitas Widya Mandala Surabaya itu juga mengatakan, terdapat tiga kendala utama di industri kreatif. Selain penjiplakan, juga rendahnya daya beli masyarakat dan rezim pajak yang kurang bersahabat.

”Pajak hanya dikenakan bagi penciptanya, sedangkan penjiplak tidak terkena pajak. Selain itu, pemanfaatan pajak belum dikelola secara maksimal oleh pemerintah sehingga orang bawah belum terlalu merasakannya,” urainya.

Menurut pria yang sudah memiliki dua cucu itu, hal tersebut membuat jumlah warga miskin di negeri ini cukup banyak. Kondisi itulah yang membuat mereka memilih menjadi penjiplak daripada pencetus ide. ”Banyak juga orang bermodal yang mulai masuk ke bisnis ini. Terkadang yang membiayai penjiplak adalah pemilik modal yang profit oriented.”

Selain itu, menjadi kreatif harus memiliki referensi yang cukup banyak. ”Misalnya, serakah dan anarkistis itu orang bilang tidak baik. Tetapi, kita harus menelusuri dahulu sejarahnya, pahami artinya sehingga bisa dimainkan kata-katanya. Itu semua adalah hasil dari pemahaman,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan