Perang Tomat sebagai Wujud Syukur

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Perang tomat atau rempug tarung adu tomat kembali digelar di tahun ini. Rangkaian acara ini dalam rangka menyambut bulan Muharram 1438 Hijriyah di Kampung Cikareumbi RW 3 Desa Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, kemarin (19/10).

Acara ini menarik perhatian masyarakat untuk melihat kebiasaan warga setempat yang biasa dilakukan setiap tahunnya. Tradisi perang tomat disebut-sebut salah satu rangkaian Upacara Ngaruat Bumi dan Hajat Buruan warga setempat untuk membuang sial, terutama sifat buruk yang ada pada diri manusia, dan berbagai penyakit manusia serta hama yang mengganggu pertanian sayuran.

Perang tomat juga sebagai wujud syukur atas limpahan panen sayuran yang melimpah.

Dari pantauan, lokasi arena perang yang memiliki luas panjang 200 meter dan lebar tiga meter yang sebelumnya sudah disterilkan terlebih dahulu. Ketika sudah ada aba-aba, warga pun akhirnya saling melemparkan tomat dengan perlengkapan masing-masing. Ada yang membuat tameng hingga topeng dari bahan bambu.

Di sisi lain, arena itu pun tak hanya dipenuhi ribuan tomat yang tumpah ke tanah, tampak aneka makanan ringan dan hasil pertanian yang digantung dengan tali berderet di sepanjang arena tersebut. Terlihat, tumpleknya ribuan warga tersebut ingin ikut terlibat perang tomat. Ada juga sebagian warga yang hanya ingin menyaksikan sekaligus sebagai suporter pendukung salah satu tim.

Dalam perang tomat kali ini, disediakan ton ton tomat yang menjadi alat utama ritual perang tomat pada penutupan rangkaian hajat lembur tersebut.

”Tahun ini masuk pergelaran ke-5 kalinya. Makna dari ritual ini membuang keburukan, sekaligus bentuk rasa syukur masyarakat atas limpahan kekayaan alam,” kata Budayawan Lembang, Mas Nanu Muda di lokasi acara.

Dia mengatakan, hajat lembur digelar sejak Senin (17/10) dan puncaknya pada Rabu (19/10). Di hari pertama ritual menyembelih seekor kambing berwarna hitam di mata air Legok Dasman yang merupakan sumber mata air masyarakat. ”Puncaknya hari ini (kemarin, Red) dengan menggelar perang tomat,” tegasnya.

Dikatakan Nanu, saling lempar tomat ini layaknya seseorang saat melakukan ibadah haji (lempar jumroh) yang bertujuan mensucikan diri. Begitu juga dengan melempar tomat yang bertujuan menghilangkan sifat kejelekan manusia. ”Bentuknya dengan melempar tomat,” kata Nanu seraya menyebutkan setiap tahun antusias dan dukungan dari masyarakat luar biasa. (drx/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan