Perang Italia di Tanah Britania

Cinderella story ala Claudio Ranieri dan Leicester City menginspirasi klub-klub Inggris buat menggaet pelatih-pelatih Italia sebagai arsitek timnya. Pamor pelatih Italiano ini semakin menanjak setelah Antonio Conte mempertontonkan kualitas strateginya di Euro 2016 lalu.

–––––––

Dan bersiaplah untuk melihat adu cerdas empat Italiano yang bertarung musim ini di Premier League. Dua nama dari musim lalu, Ranieri di Leicester serta Francesco Guidolin di Swansea City. Lantas dua nama baru siap ’mengganggu’ adalah Conte (Chelsea) dan Walter Mazzarri (Watford).

Nah, Ranieri yang sukses melakukan Italian Job musim lalu tinggal menjaga nama besarnya. Menghadapi Manchester City, Manchester United, Arsenal, Tottenham Hotspur, Chelsea, dan Liverpool, The Foxes, julukan Leicester, berhasil ’merampok’ trofi Premier League dari tangan para raksasa tersebut.

Cerita sukses Ranieri yang seumur hidupnya baru sekali memenangi trofi domestik dikasta tertinggi itu pun diprediksi susah terulang kembali musim ini. Strategi 4-4-2 ala Ranieri sudah terbaca, dipelajari, dan diantisipasi para kompetitornya.

Seperti diberitakan AFP kemarin (21/7) Ranieri berkata dua tim yang paling akan habis-habisan pastinya Liverpool dan Chelsea. Kegagalan mereka menembus zona Eropa musim 2015-2016 lalu menjadi cambuk paling kuat.

“Semuanya berbeda sekarang. Mereka (Liverpool dan Chelsea) akan menggila dan berambisi membinasakan semua tim musim,” kata pria berusia 64 tahun tersebut.

Ranieri memang mati-matian memenuhi don’t change the winning team musim depan. Akan tetapi apa mau dikata, salah satu kunci lini tengahnya N’Golo Kante hengkang ke Chelsea. Dan di klub barunya itu, Kante akan bersatu dengan Italiano lainnya, Conte.

Musim lalu Leicester memang menunjukkan permainan yang Italia banget. Tak penting seberapa sering Wes Morgan dkk menguasai bola. Jangan pedulikan statistik attempts Leicester per laga. Karena setiap kali lawan lengah, kombinasi Riyad Mahrez dan Jamie Vardy akan menghukum keteledoran lini belakang lawan.

Versi Whoscored musim lalu rata-rata statistik Leicester hanya 44,8 persen. Jauh di bawah Arsenal yang 56,8 persen. Rata-rata total shots per laga Leicester juga di bawah Spurs, sebutan Tottenham Hotspur. Yakni 13,7 kali berbanding 17,3 kali.

Tinggalkan Balasan