Pentingnya Penanganan Pertama Cidera

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Adanya tim physioterapi di tim JNE Bandung Utama dirasa sangat penting bagi atlet. Sebab, tim physioterapi ini berperan dalam penangan cedera untuk para atlet selama pertandingan.

”Nantinya bisa dilihat tubuh pemain seperti apa yang cidera,” kata salah satu physiopreneur Arfian Hamzah kepada Bandung Ekspres melalui sambungan telepon, kemarin (21/4).

Menurut dia, physioterapi berguna untuk pencegahan cendera yang berkelanjutan. Physioterapi juga berguna untuk peningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas dan kelincahan bagi para pemain.

Disinggung berapa lama penyembuhan untuk atlet yang didera cidera, Arfin mengungkapkan, metode pemulihan cedera tergantung cederanya itu sendiri. Tetapi, langkah pertama dalam penanganan cidera yaitu dengan cara RICE (rest, ice, compression and elevation). ”Metode tersebut menjadi penanganan awal sebelum mendapatkan penangan medis lanjutan,” tuturnya.

Dia mengungkapnya, bagi atlet yang cidera harus mengistirahatkan area yang terluka. Pergerakan yang berlebihan, kata dia, dapat meningkatkan aliran darah ke area cidera. ”Sehingga menyebabkan perdarahan semakin banyak. Makanya, lebih baik berhenti dulu,” ucapnya.

Menurut dia, salah satu tanda seorang atlet mengalami cidera berat adalah mengalami pembengkakan. Kondisi ini, menyebabkan kerusakan jaringan yang cedera berlebih. Pihaknya juga menyarankan bila perlu meminimalisasi pergerakan pada area yang cedera. ”Hal itu menggunakan proteksi dengan brace atau tapping pada saat melakukan aktvitas,” urainya.

Lanjut dia, lakukan kompres es di lokasi cedera. Kompres es ini sebaiknya dilakukan pada 48 -72 jam pertama setelah cedera olahraga, selama 15-20 menit tiap 2-3 jam. Sebaiknya menghindari kontak langsung dengan es, untuk mencegah kerusakan kulit di area cedera.

Apabila menggunakan ice bag atau es dimasukkan ke dalam plastik dan dibungkus dengan handuk tipis. Hati-hati penggunaan aplikasi es ini pada anak-anak karena mempunyai toleransi yang rendah terhadap dingin.

”Compression dilakukan pada area yang cedera, melakukan kompresi,” urainya lagi.

Itu berfungsi untuk menghentikan perdarahan di jaringan yang cedera dan mengurangi bengkak. Sementara untuk elevasion, khusus untuk elevasikan area yang cedera lebih tinggi dari level jantung.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan