Pemprov Jabar Kampanyekan Tolak Kekerasan

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat makin gencar mengampanyekan Jabar Menolak Kekerasan. Kampanye ini bertujuan mengurangi angka kekerasan dengan mewadahi program sekolah.

nettyGubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, pemilihan sekolah sebagai wadah program Jabar Tolak Kekerasan disebabkan karena yang sering menjadi sasaran kekerasan rerata anak-anak usia sekolah. Pengaplikasiannya, mewujudkan Sekolah Ramah Anak (SRA).

”Kita pilih sekolah karena sekolah dihuni anak-anak yang merupakan sering menjadi sasaran kekerasan,” kata Ahmad Heryawan seusai memimpin Apel Besar Pencanangan Jabar Tolak Kekerasan di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung, kemarin (18/7).

Senada diungkapkan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat Netty Prasetiyani.  Dia memaparkan, atas nama pribadi dirinya sangat bersyukur program Jabar Tolak Kekerasan dalam upaya mewujudkan Sekolah Ramah Anak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang memiliki kebijakan baik. Baik di tingkat provinsi, maupun kabupaten/kota.

”Saya bangga karena sekolah antusias untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi anak,” jelas Netty kepada Jabar Ekspres.

Selain menyambut baik program Jabar Tolak Kekerasan, dia juga berharap, tahun ajaran baru ini kesan sekolah yang identik dengan ajang balas dendam senior terhadap junior saat Masa Orientasi Siswa (MOS) bisa terkikis dengan pengenalan program baru yaitu Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). ”Jangan lagi terjadi sistem balas dendam seniorna terhadap yuniornya pada MOS,” paparnya.

Lebih lanjut Netty menegaskan, apabila terjadi sesuatu orang tua siswa ataupun siswa dapat melapor langsung kepada P2TP2A. Ini berlaku untuk laporan kekerasan di dalam dan di luar lingkungan sekolah.

Menurutnya, salah satu indikator sekolah yang mendukung program ramah anak adalah dengan memasang spanduk atau papan pengumuman informasi yang mencantumkan nomor Kepala Sekolah, guru BK, dan T2PT2A.

”Kalau ada kasus bisa dilaporkan ke T2TP2A. Saya harap dengan adanya program ini tingkat kekerasan di sekolah tidak kembali terjadi,” pungkasnya. (dn/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan