Pemkab Dorong Festival jadi Agenda Tahunan

bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung Barat mendorong penyelenggaraan festival budaya bisa menjadi agenda tahunan pemerintah daerah. Seperti diketahui perang tomat di Kampung Cikareumbi, Festival Tangkubanparahu di Cikole, dan Festival Agrowisata di Desa Cihideung.

‪Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung Barat Rakhmat Syafei menyatakan, selama ini kegiatan festival yang ada belum menjadi agenda tahunan. Namun, pemerintah daerah akan mendorong agar kegiatan tersebut menjadi agenda tahunan pemerintah.

“Untuk menjadi agenda tahunan pemerintah, syaratnya memang harus dilaporkan ke kementerian,” ungkap Rakhmat Syafei kepada wartawan saat ditemui di Ngamprah, kemarin (24/10).

Sehingga, lanjut dia, pemerintah daerah bisa menganggarkan untuk kegiatan tersebut. Saat ini, pihaknya hanya ikut mendorong agar kegiatan tersebut meriah.

Diakuinya, alasan kegiatan tersebut harus dilakukan berbagai kajian termasuk dilaporkan ke Kementerian Pariwisata. Rakhmat tak menampik jika beberapa festival tersebut berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Bahkan, juga lebih mempopulerkan pelestarian seni dan budaya di KBB. ”Jika sudah menjadi agenda tahunan pemkab, bukan hanya seni dan budayanya yang diangkat, tetapi potensi daerahnya juga bisa ditampilkan pada festival tersebut,” ujarnya.

‪Dia juga tak memungkiri, sejumlah daerah memiliki kegiatan seni dan budaya yang digelar rutin setiap tahun. Meski tidak semuanya mendapatkan bantuan dana, pemkab tetap memberi dukungan. Di antaranya dengan mengirimkan perwakilan untuk menghadiri kegiatan tersebut.

Salah satu budayawan Sunda Mas Nanu Muda, membenarkan hal tersebut.

yang juga penggagas Perang Tomat di Lembang membenarkan dukungan pemkab belum optimal. Padahal, menurut dia, seharusnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menjadi garda terdepan dalam mempromosikan seni dan budaya daerah.

Festival agrowisata di Desa Cihideung misalnya, tahun ini tidak jadi digelar akibat terpangkasnya dana bantuan. ”Padahal ini sudah menjadi agenda tahunan dan banyak pengunjung yang datang dari berbagai daerah,” ujarnya sekaligus penggagas perang tomat.

‪Dengan anggaran yang diberikan setengahnya itu, lanjut dia, masyarakat Desa Cihideung hanya menggelar kegiatan ruwat lembur bertajuk ”Nyalametkeun Solokan”. Sementara agenda utama yang mempromosikan wisata bunga Cihideung ditiadakan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan