Parpol Usung Atty Tanpa Mahar

bandungekspres.co.id, CIMAHI – Pencalonan Wali Kota Cimahi, Atty Suharti sebagai calon incumbent pada Pilkada 2017 nanti, mendapat dukungan penuh dari partai pengusungnya.Bahkan ke tiga partai itu yakni, Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan  Partai Golkar tidak meminta mahar atas pencalonannya sebagai calon Wali Kota Cimahi periode mendatang.

Hal itu seperti dijelaskan  Ketua DPD Partai Golkar H. Itoc Tochija saat menghadiri kampanye terbatas  di RW 10 Jalan Cimindi Hilir, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Minggu (6/11).

Dikatakan Itoc, hal ini dimaksud agar kelak saat telah menjadi Wali Kota tidak ada kepentingan politik dari salah satu partai pengusung.  ”Kalau kita memakai mahar, bagaimana nanti bu Atty mengembalikannya, Kesulitan mengembalikan mahar akan berdampak pada sakit hatinya rakyat,” katanya.

Sedangkan mengenai mundurnya Partai Amanat Nasional pada pengusungan Atty Suharti, Itoc  enggan berbicara. Ia hanya mengaku belum tahu alasan secara pasti. ”Mungkin itu situasinya lain, saya gak paham yang awal mulanya mereka ingin mengusung bu Atty akhirnya mereka menentukan jalannya sendiri-sendiri,” ungkapnya.

Namun Ketua DPD Partai Golkar ini optimis dengan pencalonan Atty Suharti sebagai Wali Kota kembali. Melihat dari perjalanan mulai pendaftaran sampai pengundian nomor urut banyak ciri yang menjadikan dirinya untuk optimistis.  ”Kalau melihat perjalanan pada saat pendaftaran bu Atty datang ke tiga, pada saat mengambil telor nomer dua dan pada saat mengambil nomer urut dapat nomer satu, nah ini sebuah ciri buat kami bahwa kami harus optimis untuk menjadi nomer satu,” jelasnya.

Disamping dari ciri yang didapat, ditambahkannya optimistis juga karena dari segi pengalaman dan penghargaan dari masyrakat terutama dengan wajar tanpa pengecualian- nya (WTP), merupakan  simbol dari pelaksanaan pembangunan terutama pertanggung jawaban keuangan.

”Bukan hanya itu, bu Atty juga adalah pengabdi sosial, sebagai istri PNS, istri mantan Wali Kota dan sebagai Wali Kota ia memahami tentang kebutuhan sosial pada masyarakat, sehingga suara bu Atty adalah suara rakyat. Menurut Itoc, Atty sebagai pengabdi sosial dan Achmad Zulkarnain sebagai technocrat merupakan pasangan yang sangat seras ,” pungkasnya. (bun/asp)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan