Mey Hasibuan, Diaspora yang Tergerak Pasarkan Produk Kreatif Indonesia di AS

Tidak Ingin Kalah dari Dominasi Thailand

Mulai banyak diaspora yang tertarik untuk mengangkat khazanah budaya tanah air untuk ”dijual” di negara rantau. Seorang di antaranya adalah Mey Hasibuan yang kini tinggal di Amerika Serikat. Pekan lalu Mey membawa desainer Yurita Puji tampil di New York Fashion Week.

M. SALSABYL ADN, Jakarta

SEJATINYA, Mey Hasibuan tidak hanya kali ini membawa kain tradisional Indonesia ke AS.

Sejak 2010, diaspora (orang Indonesia yang tinggal di luar negeri) berdarah Batak tersebut ikut mengenalkan produk budaya tanah air dengan membuka kelas membatik di pusat kebudayaan Greenville, Negara Bagian Carolina Selatan, AS.

Sayang, kelas itu hanya berlangsung setahun karena dia harus kembali ke Indonesia. Mey diminta untuk menjadi direktur komersial PT Railink (untuk Bandara Kualanamu, Medan) pada 2012.

Memang, belum apa-apa. Tapi, setidaknya, Mey sudah memiliki niat untuk menyebarkan kekayaan kebudayaan Indonesia di luar negeri. Dan, niat itu kembali muncul setelah tahun lalu dia resign dari perusahaan patungan PT KAI dan PT Angkasa Pura tersebut.

Mey kembali bertekad untuk menggiatkan Gallery of Indonesia, usaha jual beli produk kreatif Indonesia di AS. Kali ini dia berniat mengenalkan produk yang bisa memberdayakan masyarakat lokal dan belum banyak dikenal di dunia internasional.

”Setelah bicara sana-sini dengan teman-teman, akhirnya saya tertarik untuk mengangkat kain ikat Nusa Tenggara Timur (NTT). Mulai saat itu, saya langsung berburu kain ikat NTT,” kata Mey beberapa hari sebelum berangkat ke AS bersama desainer Yurita Puji untuk menampilkan baju-baju modifikasi berbahan kain ikat NTT di New York Fashion Week (NYFW). NYFW dilangsungkan 8 September lalu.

Jodoh tak ke mana. Saat Indonesian Fashion Week Maret 2016, Mey berkesempatan melihat penampilan baju-baju berbahan kain ikat NTT karya Yurita Puji. Diperagakan para model, baju-baju tersebut terlihat sangat eksotis. Hal itu pun menambah semangat Mey untuk membawa kain tradisional warga NTT tersebut ke dunia internasional. Dia lalu mengontak Yurita untuk mewujudkan impiannya itu.

”Setelah saya ceritakan soal serunya New York Fashion Week, Yurita setuju untuk menampilkan karyanya di pergelaran busana bergengsi itu,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan