Masyarakat Jenuh dengan Ulah Oknum Aparat

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Pengawasan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat terhadap anggotanya dinilai lemah. Hal ini terlihat dari penangkapan oknum jaksa senior AP karena dugaan pemerasan.

Menurut pengamat pemerintahan Asep Warlan, Kejati terkait klasik menyikapi anggotanya yang tertangkap pungli. ”Pernyataan adanya oknum itu klasik, bahkan membuat masyarakat jenuh,” ungkap Asep kepada Jabar Ekspres, kemarin (2/12).

Harusnya, kata dia,ada permintaan maaf dan mengakui pengawasan lemah. Setelah itu, kinerja dari harus ditingkatkan. Sehingga kejadian seperti ini tidak lagi terjadi.

Dia menjelaskan, pengawasan dibagi ke dalam dua bagian. Di antaranya, pengawasan pimpinan terhadap anak buahnya dan pengawasan yang dilakukan lembaga lainnya. Hal ini harus dilakukan secara maksimal.

Asep juga membandingkan dengan kasus korupsi di luar negeri negara-negara di Eropa dan Jepang. Ketika kinerja anak buahnya jelek, maka tidak tanggung-tanggung, pimpinannya langsung mengundurkan diri.

”Untuk melakukan hal itu perlu keberanian, tapi khusus untuk Jawa Barat minimalnya pihak Kejati bisa mengakui adanya kesalahan,” tandasnya.

Dia menegaskan, masyarakat saat ini lebih butuh tindakan ketimbang ucapan. Jika itu dilakukan, hal ini bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga korps Adiyaksa kembali. ”Hal ini juga harus dilakukan oleh lembaga pemerintahan lainnya,” katanya.

Sementara itu, Kepala Kejaksaan Tinggi (kajati) Jawa Barat Setia Untung Arimuladi menyatakan, kasus oknum jksa senior AP sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Agung. Bahkan, AP sudah menjalani pemeriksaan intensif sejak Kamis lalu (1/12).

”AP melanggar Peraturan Pemerintah (PP) 53/2010 tentang disiplin PNS. Bahkan, dengan dugaan tersebut, jaksa senior berusia 58 tahun itu terancam dipecat,” jelasnya. (nit/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan