Lagi, 250 Korban BPJS Palsu di Cisarua

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Lagi, kasus Kartu BPJS Kesehatan palsu muncul di Kampung Umbur-umbur RW 04 dan RW 12 Desa Cipada Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Tercatat, ada 250 warga yang menjadi korbannya.

Ketua RW 12 Dana Abdul Manaf menceritakan, awal perkenalan dirinya dengan pelaku penipuan itu (Ana Sumarna sudah ditahan Polres Cimahi, Red) saat dirinya mengurus pengobatan Jamkesda di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Saat itu pelaku menawarkan program BPJS Kesehatan palsu itu kepada dirinya secara gratis tanpa harus membayar iuran setiap bulannya. Namun, dengan hanya membayarkan uang pendaftaran saja senilai Rp 170.000.

”Pertama kenal di RSHS Bandung. Pelaku menawarkan kartu palsu ini. Saya percaya saja dan baru diketahui setelah mengantar berobat ibu mertua (Icah, 60 tahun) ke RSHS Bandung untuk dioperasi penyakit mata,” katanya kepada wartawan, di Cisarua kemarin.

Dirinya lebih yakin jika kartu BPJS Kesehatan ini palsu setelah dirinya melihat informasi dari media yang memberitakan bahwa beredar kartu BPJS Kesehatan palsu. Bentuk dan format kartu yang dimiliki dirinya bersama warga lainnya persis sama dengan yang terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Padalarang. ”Setelah mengetahui dari media, saya langsung melaporkan ke anggota dewan di daerah kami,” paparnya.

Anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat dari Partai Demokrat Pither Tjuandys mengaku terkejut setelah menerima laporan dari warganya terkait dengan kartu BPJS Kesehatan palsu ini. ”Ternyata di daerah pemilihan saya juga ada kasus pemalsuan BPJS ini. Bahkan jumlahnya lebih banyak, di desa ini mencapai ratusan orang,” ungkapnya.

Pihaknya meminta kepada seluruh instansi terkait termasuk dalam hal ini pihak BPJS Kesehatan lebih mengoptimalkan sosialisasi kepada masyarakat terkait pembuatan kartu BPJS Kesehatan ini. Dia menilai, ada kelemahan dalam sosialisasi sehingga bisa terjadi aksi penipuan seperti ini.

”Harus ada upaya pencegahan modus pemalsuan kartu BPJS ini. Salah satu caranya dengan melakukan sosialisasi ke setiap desa yang ada di Kabupaten Bandung Barat. Tidak menutup kemungkinan kasus ini juga ada di desa lainnya,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan