Kritisi Dampak Dagdet Pada Anak

bandungekspres.co.id– Dampak penggunaan gadget, semakin mengancam anak-anak di Indonesia. Selain kecanduan, anak-anak menjadi asosial pada lingkungannya.

Seniman Perempuan Bandung yang juga pemerhati anak Tjutju Widjadja mengaku sangat perihatin dengan kondisi anak-anak saat ini. Sebab, banyak orang tua yang memberikan teknologi canggih seperti gadget untuk bermain game pada anaknya tanpa memperhatikan dampak besar yang akan ditimbulkan dari penggunaan gadget itu.

”Sekarang, semua anak-anak kalau bangun tidur pasti yang ditanyakan gadgetnya mana bukan ibu atau ayahnya,” ujar Tjutju kepada wartawan.

Tjutju mengatakan, dia perihatin dengan banyaknya orang tua yang memberikan gadget terutama pada anak di bawah 3 tahun. Mereka, tak memikirkan dampak negatifnya pada anak yang nantinya akan memiliki dunia sendiri.

Bahkan, komunikasi akan terganggu karena mereka mengakses informasi satu arah. Semakin besar, anak-anak akan kecanduan. Selain itu, akan banyak anak menggunakan kaca mata karena rusak. ”Saya ingin nyentil semua orang tua di kota besar melalui pameran lukisan,” katanya.

Karena, kata dia, anak-anak pada dasarnya semua baik. Anak-anak terkena dampak negatif, akibat perhatian yang kurang dari orang tua saat anaknya mengakses gadget. “Kan orang tua sekarang, ngasih gadget biar anaknya anteng (asyik bermain),” katanya.

Pameran tunggal lukisannya, kata dia, akan digelar di Cemara 6 Galeri-Jakarta pada 13-26 Februari. Dia memilih Jakarta sebagai tempat pameran karena sebagai kota besar dengan harapan gaung pamerannya akan lebih besar. Sehingga, pesannya bisa sampai pada semua orang tua yang ada di semua kota besar di Indonesia.

Salah satu lukisannya, kata dia, menggambarkan seorang anak yang tertutup satu matanya. Melalui lukisannya, dia ingin menyampaikan, anak yang banyak bermain gadget sudah tak bisa melihat lingkungannya. Padahal, di lukisan yang lain, dia menggambarkan seorang anak yang berjalan sendirian di tengah kobaran api, gelombang dan peperangan.

”Melalui lukisan itu, saya ingin menggambarkan bahwa di dunia nyata, anak-anak terancam banyak bencana alam bahkan terorisme. Tapi, mereka asyik dengan dunia game,” katanya.

Di lukisan yang lain, kata dia, dia menggambarkan anak perempuan yang kecanduan main game. Sebab, saat ini semua anak-anak tak bisa lepas dari gadget. Anak perempuan, maupun laki-laki sama saja. Padahal, anak perempuan menanggung tanggung jawab moril sebagai seorang pendidik ke depannya. Seharusnya, anak perempuan tumbuh dengan bahagia.

Tinggalkan Balasan