Kondisi Desa Sukakerti Pasca Banjir Bandang

Banjir bandang yang menerjang Kampung Cihideung, Kecamatan Cisalak beberapa waktu lalu menyisakan trauma bagi warga setempat. Meski trauma, sebagian warga enggan untuk direlokasi. Warga lebih berharap dibentuk Kampung Siaga Bencana.

Yunaz Setiawan, Subang

SELANG dan jarum infus yang terpasang di tangan Anen, 55, cukup menyulitkan dia untuk mengganti pakaian. Kaos lusuh berwarna putih yang sebelumnya dikenakan, diganti dengan kaos polo biru yang dibawakan istrinya.

Alhamdulillah kondisi saya sudah membaik,” kata Anen, salah satu warga Kampung Cihideung, Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak yang menjadi korban banjir bandang, dan sudah satu minggu mendapat perawatan di RSUD Ciereng, Kabupaten Subang, Selasa (31/5) lalu.

Luka di kakinya cukup parah. Akibat terhantam kayu-kayu besar yang ikut terseret banjir bandang. Didampingi istrinya, Anen mengaku tak menyangka akan terjadi banjir bandang pada Minggu (22/5) malam.

Saat kejadian, tepatnya pukul 9 malam. Dia bersama istri dan anak serta cucunya berada di rumah. Terdengar suara gemuruh yang sangat besar. Dia merasakan seperti ada gempa bumi. ”Suaranya kencang sekali dari atas. Seperti ledakan,” katanya.

Saat akan keluar rumah, tiba-tiba saja air deras datang menghantam. Dia dan keluarganya sempat menyelamatkan diri. Nahas, arus banjir yang sangat deras akhirnya menyeret dia. ”Saat itu gelap sekali,” ungkapnya.

Setelah itu, dia tak sadarkan diri. Anen mengaku baru sadar keesokan harinya dan sudah berada di ruang perawatan rumah sakit. ”Kejadian berlangsung cepat sekali. Arus air sangat deras. Alhamdulillah saya dan keluarga saya semua selamat, meski harus mendapat perawatan,” ujarnya.

Dari lima korban luka berat, tinggal Anen yang masih mendapat perawatan. Anen mengaku sedikit trauma dengan kejadian itu. Anen belum tau kondisi rumahnya setelah musibah banjir bandang itu menghantam kampungnya. ”Saya belum tahu kondisi rumah seperti apa, tapi saya bersyukur saya dan keluarga diberi keselamatan,” jelasnya.

Tokoh masyarakat Desa Sukakerti Erlan Suherlan mengatakan, bencana banjir bandang yang diduga akibat longsor menjadi bencana paling parah yang pernah terjadi di desanya.

Akibat banjir bandang tersebut, kata Erlan, masyarakat terutama korban mengalami trauma. Apalagi, hujan yang masih mengguyur wilayah Kabupaten Subang dan sekitarnya menambah rasa was-was warga akan terjadinya bencana banjir bandang susulan. ”Kami semua khawatir saat hujan. Apalagi saat hujan turun pada malam hari,” ucap Erlan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan