Kisah Prajurit TNI Penyandang Disabilitas

Dulu Pegang Granat, Kini Jago Menjahit

Kecelakaan saat bertugas mengubah jalan hidup para prajurit ini. Fisik mereka tak lagi sempurna. Namun, semangat melanjutkan hidup tetap membara. Salah satunya Kopka Suwardi

Jawapos

KOPRAL Kepala (Kopka) Suwardi bertugas di bagian peralatan dan amunisi (paldam) Kodam V/Brawijaya di Surabaya, Jawa Timur. Dia pun akrab dengan bermacam amunisi tempur seperti granat dan roket. Suwardi kerap bertugas menjinakkan bahan peledak yang digunakan saat latihan perang.

Semuanya berjalan mulus hingga insiden pada 23 Desember 2015. Granat di tangan kiri Suwardi meledak. Dia terpental Banyak yang mengira Suwardi meninggal. Namun, Tuhan berkehendak lain. Suwardi selamat. Namun, jari-jari tangan kirinya hancur.

Peristiwa itu terjadi saat Suwardi mengamankan latihan melempar granat para prajurit anyar sekolah calon bintara (secaba) di Jember. Salah satu granat yang dilempar prajurit gagal meledak.

”Granat itu saya dekati untuk saya amankan dengan cara diledakkan. Tapi, ketika saya pindahkan, tiba-tiba blaar…” kenang Suwardi saat ditemui di Pusat Re­habilitasi Kementerian Pertahanan di Bintaro, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Meski mengalami ledakan hebat, Suwardi tetap sadar. Pria 45 tahun asal Bulukumba, Sulsel, tersebut tidak pingsan. Dia masih mengingat dengan jelas kengerian dan rasa sakit di sekujur tubuhnya lantaran terkena ledakan granat. ”Saya lihat sendiri tangan saya tinggal tulang dan kulit,” ujarnya.

Kejadian itu mengubah hidup Suwardi. Dia sempat tidak percaya diri dengan kondisinya. Tebersit keinginan untuk melepas seragam. ”Saya merasa tidak berguna lagi di kesatuan. Saya tidak bisa menjalankan tugas seperti biasa. Kalau begini, sudah keluar saja dari kesatuan,” ujar bapak dua anak tersebut.

Tapi, Suwardi membatalkan niat itu. Dia melihat masih ada harapan untuk terus berkarir di dunia militer. Suwardi dikirim ke pusat rehabilitasi. Sudah dua bulan ini dia menerima pelatihn khusus sebagai bekal menjalani kehidupan ke depan.

”Saya ambil pelajaran menjahit. Sudah ada celana sama baju yang saya bikin sendiri. Harapannya nanti buka usaha di kampung. Peluang bisnis menjahit di sana besar,” jelas Suwardi.

Tinggalkan Balasan