Kerjabilitas, Platform Pencari Kerja Khusus Para Difabel

Rubby Emir tergerak untuk menciptakan situs Kerjabilitas karena paham bahwa animo kerja penyandang disabilitas besar, tapi kesempatannya terbatas. Hasil survei tentang tingginya etos para difabel menjadi andalan untuk ”merayu” perusahaan.

 SEKARING RATRI A, Jogjakarta

ANIK Puji Lestari sudah menganggur sekitar delapan bulan ketika internet mempertemukannya dengan situs Kerjabilitas.

Klinik kaki palsu yang dibukanya bersama seorang teman telah lama ditutupnya karena tak menarik banyak pasien. Sementara pekerjaan lain tak kunjung didapat.

Di tengah kebingungan itu, matanya bersirobok dengan lowongan di BRI yang ada di www.kerjabilitas.com. ”Akhirnya saya coba melamar posisi staf administrasi di BRI pusat di Jakarta,” kata perempuan yang harus mengenakan kaki palsu sejak Februari 2012, setelah kaki kirinya diamputasi, itu.

Lamaran Anik ternyata mendapat respons positif. Setelah menjalani berbagai tes, per 1 Mei 2016 Anik resmi menjabat staf administrasi BRI Jakarta Pusat. ”Situs Kerjabilitas benar-benar membantu penyandang disabilitas seperti saya. Saya pun diperlakukan dengan baik dan ramah oleh teman-teman saya sekantor meski saya seorang difabel,” imbuhnya.

Untuk orang-orang seperti Anik itulah Rubby Emir mendedikasikan situs buatannya yang kali pertama dirilis pada 23 Maret 2015 tersebut. Sebab, minim sekali kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.

Rubby paham sekali soal itu karena adik kandungnya juga seorang penyandang disabilitas. ”Kebanyakan keluarga yang punya anggota disabilitas berpikir mereka nggak perlu kerja. Padahal, mereka seharusnya bisa mandiri,” papar Rubby saat ditemui di kantor Lembaga Saujana Selasa pekan lalu (7/6).

Anik juga mengakui, ketika mengalami kecelakaan yang membuat kakinya diamputasi, dirinya sempat sangat down dan minder. Dunia seolah runtuh. Dia tak bisa membayangkan masa depan seperti apa yang tersisa untuk seorang difabel. Padahal, dia sebenarnya masih berkuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga ketika itu, sebelum kemudian pindah ke Poltekkes Kemenkes di Surakarta.

Kuncinya memang terdapat di akses. Karena itulah, Rubby akhirnya tergerak untuk membikin lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memfokuskan diri kepada para penyandang disabilitas. Lembaga tersebut diberi nama Lembaga Saujana.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan