Kembalikan Wibawa Guru! Penegakkan Disiplin, Bukan Kriminal

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Pemahaman disiplin pada anak harus lebih ditingkatkan di institusi pendidikan. Sebab, tingkat kedisiplinan pelajar saat ini sangat rendah.

Wakil Ketua Komisi V DPRD Jabar Yomanius Untung menilai, faktor penyebab rendahnya kedisiplinan tertuju pada banyaknya pengaruh negatif yang langsung diterima oleh pelajar dan siswa sekolah.

”Berbagai tayangan televisi sekarang kadar pendidikannya sangat kurang. Bahkan lebih cenderung pada pemenuhan hiburan dan informasi kriminal semata,” jelas Yominus ketika ditemui di gedung DPRD kemarin (12/5).

Akibat pengaruh ini, tak salah jika kemudian berdampak dengan banyaknya pemberitaan kekerasan dan pembunuhan yang korbannya atau melibatkan pelaku di bawah umur. Selain itu, pengaruh kebebasan dengan dalih penegakan hak asasi dan melanggar kekerasan selalu menjadi tameng bagi para guru-guru dalam menegakkan aturan disiplin di sekolah. Makanya, sering terjadi ada seorang guru dilaporkan ke pihak berwajib hanya gara-gara memukul siswa didiknya untuk diajari disiplin.

”Sungguh itu menjadi warning. Padahal, mendaftarkan anak ke sekolah, orang tua berarti telah menitipkan anaknya kepada guru untuk dididik. Tapi, yang terjadi malah guru yang dilaporkan kepada pihak berwajib,” tuturnya.

Mengacu pada kondisi itu, dia menilai orangtua siswa tidak paham soal pendidikan dan kedisiplinan. Ketika pelaporan it uterus menerus terjadi, akhirnya guru hanya sebatas menyampaikan ilmu eksak tanpa mengajar esensi tegas.

Nah kalau kondisinya kaya gitu, timbul rasa ketakutan dalam menjalankan tugasnya,” kata dia.

Untung mencontohkan, Pemkab Purwakarta dalam melindungi guru dan mengajak untuk berdisiplin sangat baik. Menurutnya, di Purwakarta telah dibentuk Tim Pembela Guru dan sekolah berbasiskan ideologi dan budaya.

Langkah ini patut ditiru oleh daerah lain di Jabar sebagai bentuk keberpihakan pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Sehingga menghasilkan generasi penerus bangsa pilihan.

Terpisah, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas seharusnya pemerintah betul-betul menerapkan iklim pendidikan yang berbasis pada budaya. Sebab dengan budaya siswa akan diajarkan tata cara, aturan, tata krama.

Disinggung dengan adanya beberapa kasus hukum yang melibatkan guru, Dedi menilai mempermasalahkan guru hanya karena gara-gara mencubit dan berurusan dengan hukum adalah tidak tepat.

Tinggalkan Balasan