Kelurahan Kujangsari Galakkan Urban Farming

bandungekspres.co.id, Bandung Kidul – Pertumbuhan penduduk yang pesat dan makin berkembangnya sektor industri berdampak pada penyempitan lahan pertanian. Namun, penyempitan lahan pertanian itu tidak menyurutkan semangat penggiat pertanian.

Berbagai upaya ditempuh dalam mengembangkan konsep agribisnis dilahan sempit pertanian di perkotaan. Seperti halnya yang dikembangkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kota Bandung. Konsep pertanian atau agribisnis yang dimaksud adalah pertanian hidroponik.

Urban farming atau kampung berkebun yang dilaksanakan di  RW 10 Kelurahan Kujangsari, Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung merupakan program inovasi Pemberdayaan Pembangunan Kewilayahan (PIPPK),” papar Lurah Kujangsari Ineu Nuraeni Febriarti didampingi sekretaris lurah Moch. Triyoko di ruang kerjanya, kemarin (18/10).

Dia mengatakan, sebelumnya warga di tiap RW se-kelurahan kujangsari telah diberi pelatihan oleh Dinas Pertanian dan ketahanan Kota Bandung bagaimana tata cara berbudidaya tanaman yang baik. ”Bibit yang banyak dibudidayakan jenis pakcoy,” ucapnya.

Dia mengatakan, sistem tanaman hidroponik tersebut sangat cocok di perkotaan. Sebab, dengan minimnya lahan yang tersedia, masyarakat masih bisa menanam tanaman produktif. Terlebih lagi, masa panen dalam sistem hidroponik lebih cepat. Faktornya, kata dia, tingkat pertumbuhan yang lebih optimal karena unsur nutrisi tanaman tercukupi.

”Memandang dari segi bisnis pun pertanian hydroponik memiliki pangsa pasar yang lebih baik. Dalam tempo satu bulan tanaman sayur hidroponik bisa dipanen,” sebut  Ineu

Ineu menegaskan, menjalankan usaha tanaman sayur hidroponik tidak perlu repot-repot mencari pembeli. Permintaan sayuran itu dari masyarakat cukup besar. Sebab, kesadaran masyarakat mengomsumsi makanan yang bersih dan sehat menjadi alasan utama. ”Tanaman sayuran hidroponik sudah diketahui bebas dari pestisida,  bersih, dan segar,”  imbuh dia.

Ketua PKK Kelurahan Kujangsari Heti Rohaeti menambahkan, berkebun dengan sistem hidroponik memiliki keuntungan lingkungan sosial. Sebab, konsep itu mengajarkan tata cara budidaya tanaman yang ramah lingkungan. Tanaman hidroponik dapat menciptakan lingkungan hijau, bersih dan segar. ”Budidaya sayuran hidroponik tidak menimbulkan pencemaran tanah. Sebab, bahan yang dipakai menggunakan pupuk hara makro dan mikro,” kata Heti

Dia menjelaskan, hidoponik ramah lingkungan tidak menggunakan bahan kimia. Melainkan, memakai 13 jenis hara yang dimasukan dalam instalasi hidroponik serta berhemat air. ”Pola itu sangat menghemat biaya tapi meningkatkan pendapatan petani, seiring permintaan sayuran ramah lingkungan itu yang makin tinggi,” pungkasnya. (jat/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan