Kelembagaan NPCI Setara dengan KONI

[tie_list type=”minus”]Butuh Perhatian Sama[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Ketua Nasional Paralympic Committe Indonesia (NPCI) Kota Bandung Adik Fachroji menyatAkan, lembaga yang dipimpinnya itu secara hukum sudah terpisah dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Sehingga, di masa datang perhatian pemerintah harus memperlakukan sama.

”NPCI setara dengan KONI, meski mengurus dan membina 13 cabang olah raga,” kata Adik dalam audiensi di Komisi D DPRD Kota Bandung kemarin (25/1).

Dia menjelaskan, pertemuan tersebut diarahkan untuk penguatan kelembagaan. Tinjauan awal supaya bisa mendapatkan anggaran secara berkesinambungan. ”Belakangan ini, NPCI membina atlet sebatas rereongan,” tukas Adik.

Di samping penghargaan yang sama dengan atlet normal, pemberdayaan dan pembinaan atlet merupakan tantangan serius. Sebab, bukan tidak mungkin atlet NPCI pensiun akan jeda dalam garis kemiskinan. ”Setelah berhenti jadi atlet nasibnya akan dikemanakan,” seru Adik.

Dalam pandangan Adik, atlet NPCI punya darah sama, prestasi sama, berjuang sama dalam mengharumkan Kota Bandung. Alhamdulillah, dalam kiprah NPCI juara umum empat tahun berturut-turut dalam Pekan Olah Raga Jabar, dan menyumbang emas,” sebut Adik.

Sementarta Bidang Hukum NPCI Jumono menilai, dibanding KONI Kota Bandung yang meraih juara dua, atlet NPCI tetap Juara Umum pada Porda di Bekasi. Namun, dalam hal reward dibeda-bedakan dibanding atlet normal. Padahal, NPCI berjuang untuk Bandung lebih maju, berkembang dan bermartabat. ”Terkesan masih ada diskriminasi,” imbuh Jumono.

Ketua Komisi D Achmad Nugraha mengakui, NPCI sudah mandiri dan miliki payung hukum. Maka, selayaknya dalam mendapat kucuran anggaran tidak akan dipersulit.

”Bukan reward saja yang diperhatikan, tapi bagaimana eksistensi NPCI di masyarakat sudah terbukti,” sahut Achmad.

Pendapat sama dilontarkan Wakil Ketua Komisi D Edrizal Nazar. Menurut dia, di tahun 2014 dianggarkan, tetapi dititip di Dispora, dalam bentuk anggaran kegiatan. Untuk tahun 2016, diproyeksikan Rp 2,7 miliar, termasuk untuk kegiatan Peparnas yang disesuaikan dengan rekomendasi Dispora. Tetapi, atas pertimbangan TAPD, akhirnya diberikan Rp 1,72 miliar dalam bentuk hibah.

Komii D berharap, atlet Paralympic yang tergabung dalam NPCI dapat berkesinambungan dengan membina atlet sampai ke bawah. Minimal di tingkat kecamatan dibina untuk menghadirkan atlet berprestasi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan