Kapusarda Tambah 6.000 Buku Baru Setiap Tahun

bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Program peningkatan literasi di Kota Bandung menjalar hingga ke kelurahan. Berbagai program disiapkan agar buku bisa menjangkau hingga pelosok kewilayahan. Hal itu dikatakan Kepala Seksi Pengelolaan Perpustakaan, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Kapusarda) Kota Bandung Neti Supriati, di Balai Kota Bandung kemarin (14/10).

Neti menjelaskan, lokasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Kapusarda) yang cukup jauh dari pusat kota tidak membuat lembaga ini kehabisan akal untuk mengajak warga Kota Bandung menyukai buku.

Pihaknya, sambung Nety, melakukan berbagai inovasi agar masyarakat bisa mengakses perpustakaan. Program yang dijalankan antara lain perpustakaan keliling menggunakan mobil perpustakaan (moving library). Namun, kondisi kewilayahan yang kerap dihadapkan dengan gang-gang kecil tidak memungkinkan mobil  masuk ke wilayah tersebut.

Melalui inovasi beberapa kelurahan serta instruksi Wali Kota Bandung, kini hadir gerobak baca dan library box. ”Keduanya jawaban masalah ketidak terjangkauan wilayah sempit oleh perpustakaan,” ungkap dia.

Melalui gerobak baca, warga bisa mendapatkan akses ke perpustakaan sederhana melalui gerobak-gerobak berisi buku. Lain halnya dengan library box yang ditempatkan di ruang-ruang interaksi warga, seperti pos kamling, pangkalan ojek, taman, hingga mall.

”Sekarang orang tidak lagi mengatakan buku itu mahal dan susah diakses. Kami hadir menjemput pembaca untuk membawa pengetahuan kepada mereka,” ucap Neti.

Sementara itu, bentuk pendampingan Kapusarda Kota Bandung, telah memberikan pelatihan pengelolaan perpustakaan kepada 151 perwakilan tiap-tiap kelurahan. ”Pelatihannya sudah selesai di 151 kelurahan. Tinggal aktivasi di wilayah-wilayah belum seluruhnya optimal,” terang Neti.

Perpustakaan yang ada di taman-taman dan kelurahan sebagian telah memiliki pengelola tetap. Pengelolaan  sebagian besar dilakukan komunitas-komunitas literasi dan organisasi seperti Karang Taruna dan PKK. Bahkan, saat ini telah ada 15 perpustakaan taman yang sudah memiliki pengelola sendiri.

Perpustakaan yang berada di kewilayahan dan taman-taman mendapatkan pasokan buku dari Kapusarda Kota Bandung. Sistem yang dilakukan adalah pinjam pakai. ”Kita tidak bisa memberikan hibah secara permanen karena bukan kewenangan Kapusarda,” kata Neti.

Untuk diketahui, koleksi buku Kapusarda sudah mencapai 74 ribu eksemplar. Setiap tahunnya, Kapusarda menargetkan penambahan 6.000 buku baru. Bulan Agustus lalu, jumlah pengunjung Kapusarda sudah mencapai 22.834 orang. (edy/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan