Jangan Ada Lagi Tolak Pasien

”Dalam sistem ini, iuran VA Keluarga adalah tagihan iuran yang bersifat kolektif untuk seluruh anggota keluarga. Tagihannya, juga dapat digabungkan sebagaimana yang terdaftar pada kartu keluarga (KK) ataupun yang telah didaftarkan sebagai anggota keluarga,” ungkapnya lagi.

Sementara itu, peserta BPJS Kesehatan yang bakal berobat masih menumpuk di puskesmas. Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) berharap, regulasi kepesertaan segera ditata supaya peserta menyebar di klinik atau praktik mandiri dokter umum.

Penumpukan pasien di puskesmas itu ditemukan ketika sejumlah anggota DJSN melakukan kunjungan ke kawasan padat penduduk Yakni di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarat Pusat, kemarin. Nyaris semua peserta BPJS Kesehatan mengaku kepesertaan mereka di Puskesmas Petamburan.

”Banyak sekali dampak negatif ketika terjadi penumpukan peserta di puskesmas. Apalagi di daerah padat penduduk seperti ini,” kata anggota DJSN Bidang Evaluasi dan Monitoring Zaenal Abidin. Salah satu dampak penumpukan peserta di puskesmas adalah terjadi antrean panjang.

Meski di puskesmas itu jumlah dokternya sepuluh, tidak berarti semuanya bisa melayani peserta BPJS Kesehatan. Sebab, pelayanan BPJS Kesehatan juga terkait dengan kamar atau ruang dokter. Menurut dia, ada puskesmas yang memiliki sepuluh dokter, tetapi ruang pemeriksaannya hanya lima unit. Karena itu, dokter yang efektif bekerja melayani pasien hanya lima orang. ”Masak mau dilayani di halaman puskesmas,” tandasnya.

Dampak berikutnya adalah pelayanan dokter tidak maksimal. Gejala pelayanan yang tidak maksimal itu adalah interaksi konsultasi antara dokter dan pasien hanya berjalan singkat.

Suherman, 45, warga RT 8, RW 1, Kelurahan Petamburan, menuturkan bahwa dirinya menderita penyakit diabetes melitus (DM). Setiap bulan dia kontrol kadar gula darah di Puskesmas Petamburan. Dia menjelaskan, lama kontrol rata-rata sekitar 5 menit. ”Berlangsung cepat karena di luar antrenya panjang,” jelasnya.

Dengan durasi yang cepat itu, kontrol kesehatan yang dilakukan dokter tidak menyeluruh. Sampai akhirnya penyakit DM yang diderita berakibat komplikasi ke mata. Kini pria yang terkena PHK di perusahaan minuman bersoda tersebut meng­alami katarak. Lebih lanjut, Zaenal menuturkan, masyarakat bisa saja merasa senang dengan pemeriksaan dokter yang kilat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan