Jambore Pelangi Manusia Super Indonesia

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Jelang pelaksanaan Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XV 2016 Jawa Barat, PB PON XIX dan Peparnas XV 2016 menggelar “Jambore Difabel, Pelangi Manusia Super Indonesia” di Lapangan Basket, Kompleks Olahraga Saparua, Bandung, kemarin (12/10). .

Acara berlangsung meriah dihadiri ratusan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) dan komunitas difabel dalam dan luar Bandung. Mereka tampak antusias menunjukkan kemampuan di bidang seni dan olahraga. Seperti pertunjukkan musik, paduan tari-tarian daerah dan modern serta atraksi. Termasuk juga ada flying fox dan memanah.

Sekretaris PB PON dan PEPARNAS 2016 JABAR, Ahmad Hadadi mengatakan, penyelenggaraan Peparnas, merupakan ruang bagi masyarakat difabel untuk berkarya bagi masyarakat difabel.

“Pada penyelenggaraan event Jambore Difabel ini. Diharapkan pula bisa menjadi ruang edukasi bagi masyarakat umum mengenai dunia disabilitas. Masyarakat lebih memahami dunia disabilitas. Paham menempatkan diri dan memperlakukan masyarakat difabel dalam kehidupan sehari-hari,” kata Ahmad.

Tak hanya itu, Ahmad pun menungkapkan acara tersebut merupakan bagian dari sosialiasi Peparnas XV 2016 JABAR bagi anak-anak difabel secara khusus dan masyarakat luas secara umum.

“Jabar menjadi tuan rumah Peparnas yang nanti akan resmi dibuka 15 Oktober mendatang di Stadion Siliwangi, Kota Bandung. Untuk itu diharap kedatangannya bagi semua anak-anak dan masyarakat luas,” ujarnya.

PEPARNAS XV sendiri mempertandingkan 13 cabang olahraga semisal Angkat Besi, Atletik, Bola Voli Duduk, Bulu Tangkis, Catur, Goal Ball, Judo, Panahan, Renang, Sepakbola CP5 Side, Tenis Lapangan Kursi Roda, Tenis Meja, dan Tenpin Bowling yang diselenggarakan di 14 venue pertandingan yang semuanya termasuk pada wilayah administratif Kota Bandung.

Lebih lanjut, Ahmad menjelaskan, PEPARNAS adalah wadah bertemunya para manusia super pemenang dalam pertarungan kehidupan. Dengan segala “keterbatasan” yang melekat pada dirinya, mereka mampu bertahan dan justru mengasah kemampuannya dalam bidang olahraga, bahkan sampai melebihi keterbatasan manusia biasa yang jauh dari “keterbatasan” tersebut.

“Tidak ada lagi predikat yang bisa disematkan pada mereka, selain manusia super yang menjalani takdir sebagai pemenang. Mampu melawan keterbatasan, memahami bahwa keterbatasan adalah kebebasan tanpa batas,” tandasnya. (mg1/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan