Indonesia Diserbu Pengejar Gerhana

bandungekspres.co.id- Hitungan hari menjelang momen ”siang menjadi malam” semakin pendek. Tinggal tiga hari lagi. Antusiasme masyarakat Indonesia semakin terasa. Begitu juga turis, pencinta astronomi, dan il­muwan dari seluruh penjuru dunia bersemangat untuk melihat fenomena tersebut.

Mengapa momen gerhana matahari total (GMT) tahun ini begitu istimewa? Banyak astronom dunia menyebutkan, GMT 2016 seperti atraksi Tuhan yang spesial buat Indonesia

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menyatakan, pujian itu disebabkan hanya wilayah Indonesia yang dilewati fenomena langka tersebut. Wilayah lainnya adalah berupa hamparan lautan di Samudra Pasifik dan berakhir di Hawaii.

Di wilayah Indonesia, GMT menciptakan bayangan bulan berbentuk elips seluas 100-150 km di 11 provinsi di Indonesia. Masyarakat bisa menyaksikan fenomena tersebut di Indonesia Barat pada pukul 07.30 WIB, Indonesia Tengah pada 08.35 Wita, dan Indonesia Timur pada pukul 09.50 WIT.

Warga dunia juga antusias menyambut GMT di Indonesia karena GMT pada Rabu pagi, 9 Maret, nanti adalah yang pertama terjadi pada abad ke-21. Jika melewatkannya, GMT baru bisa dinikmati lagi pada 20 April 2023.

Dengan semua keistimewaan itu, Lembaga Luar Angkasa Amerika Serikat (AS), NASA, tidak ragu mengirimkan tim khusus untuk memantau GMT di beberapa lokasi pengamatan di Indonesia. Satu per satu astronom dari seluruh penjuru dunia pun sejak kemarin tiba di tanah air.

Salah satunya adalah Xavier Jubier yang dikenal luas sebagai tokoh di organisasi astronom dunia, International Astronomical Union (IAU). Bahkan, Jubier mengaku berkeliling di Indonesia sejak sebulan lalu untuk melakukan survei atas undangan Kementerian Pariwisata Indonesia.

Dalam website pribadinya, dia memberikan panduan terkait lokasi dan cara terbaik untuk menikmati fenomena alam yang terakhir terjadi di Indonesia pada 1995 itu. Dalam artikel yang sudah dibaca puluhan ribu netizen itu, Jubier merekomendasikan beberapa lokasi yang bisa digunakan untuk melihat GMT.

Di antaranya, Pulau Woleai di Negara Federal Micronesia serta Pulau Halmahera dan Ternate di Indonesia. Dari semua pilihan lokasi terbaik itu, Jabier mengungkapkan bahwa wilayah Maluku adalah tempat yang dirasa cocok dengan durasi gerhana yang cukup lama dan cuaca terang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan