Indonesia Dibangun dari Keberagaman

bandungekspres.co.id, CIWIDEY – Anggota MPR RI periode 2014-2019 dari Fraksi Partai Demokrat, Dede Yusuf Macan Efendi menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang 4 Pilar MPR RI bagi para pelajar dan organisasi siswa SMA di Kecamatan Ciwidey, kegiatan di pusatkan di SMA 1  Ciwidey, Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Selasa lalu (29/11).

PAPARKAN MATERI: Anggota MPR RI periode 2014-2019 dari Fraksi Partai Demokrat, Dede Yusuf Macan Efendi saat Focus Group Discussion bersama Siswa SMA di Ciwidey
PAPARKAN MATERI: Anggota MPR RI periode 2014-2019 dari Fraksi Partai Demokrat, Dede Yusuf Macan Efendi saat Focus Group Discussion bersama Siswa SMA di Ciwidey

Sedikitnya 150 peserta dari kalangan pelajar yang tergabung dalam Pramuka, PMR perwakilan dari berbagai sekolah yang ada di Kecamatan Ciwidey mengikuti kegiatan tersebut dengan antusias. Mereka diantaranya pelajar dari SMAN 1 Ciwidey, SMA Al-Amanah, SMK Budi Bakti Ciwidey dan MA Asy-Syujaiyah, semangat mengikuti diskusi tentang 4 pilar MPR RI yang terdiri atas Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

”Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahamaan dan kesadaran generasi muda tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dengan semangat bhinneka tunggal ika,” kata Dede Yusuf usai kegiatan FGD terkait 4 Pilar MPR RI.

Dia menjelaskan Indonesia dibangun dari keragaman suku, ras, agama, budaya maupun bahasa, sejak zaman dahulu dibingkai kuat oleh Pancasila yang keberadaanya sudah final. Sehingga, kata dia, tidak boleh bangsa ini terpecah belah oleh isu SARA oleh piha-pihak yang tidak bertanggungjawab.  ”Generasi muda harus sudah ditanamkan sejak dini tentang pentingnya menjaga persatuan bangsa yang terdiri atas keanekaragaman, karena kebhinekaan itu adalah karunia yang dimiliki bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Latif Firmansyah seorang pelajar dari SMA Asy-Syujaiyah memberikan apresiasi kegiatan itu. Dia mengaku sangat senang dapat mengikuti kegiatan sosialiasi 4 pilar MPR.  ”Kami senang dengan adanya kegitan FGD. Sebab, diajak untuk menyikapi peristiwa-peristiwa aktual yang terjadi di Negeri Indonesia ini. Khususnya mencermati ancaman-ancaman yang muncul yang akan mendisintegrasikan persatuan bangsa oleh isu-isu SARA,” paparnya. (adv/yul/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan