Ikut Tren Jual Beli Online Demi Kembangkan Bisnis

 

PERKEMBANGAN teknologi digital menggiring perubahan perilaku manusia. Internet memudahkan para pengusaha untuk memasarkan produknya ke berbagai belahan dunia.

Peluang besar dalam jual beli online tak disia-siakan Heera Syahir Karim Vasandani. Pengusaha pusat penjualan perlengkapan ibadah haji dan umrah dengan brand Bursa Sajadah ini mengembangkan bisnisnya dengan meluncurkan portal e-commerce www.bursasajadah.com.

Bagi CEO Bursa Sajadah Aarti Jaya ini, mengikuti perkembangan zaman merupakan hal mutlak. Tanpa bantuan teknologi, bisnisnya bakal sulit berkembang.

”Bursa Sajadah sudah berdiri sejak 1998 dan memiliki delapan cabang di tujuh kota. Selama kurun delapan tahun ini belum bisa menjangkau seluruh jamaah dan haji umrah. Makanya, dengan adanya toko online ini, diharapkan seluruh warga Indonesia yang sudah terkoneksi internet bisa memesan produk kami,” ujar Heera.

Menurut dia, sejak diluncurkannya portal ecommerce pada 2015, pemesanan berdatangan dari berbagai daerah. Bahkan dari mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Tiongkok hingga Pakistan.

Pembukaan toko online dimaksudkan untuk merangkul kalangan anak muda. Pasalnya, selama ini pelanggan Bursa Sajadah rata-rata jamaah Haji dan Umrah usia lanjut. Karakteristik pelanggan Bursa Sajadah yang di atas 40 tahun ingin melihat langsung barangnya.

”Pangsa pasar e-commerce ini untuk anak-anak muda. Sebab, konsumen dioffline kebanyakan usia 40 tahun ke atas. Mereka biasanya melihat bahannya seperti apa? Meraba dulu, mencoba dan merasakan. Baru bisa beli. Untuk itu, pemesan di online memang lebih banyak dari kalangan anak muda,” ujar dia.

Dia berpendapat, meski jamaah haji dan umrah masih jarang dari kalangan muda. Namun, beberapa puluh tahun ke depan anak muda saat ini bakal jadi calon konsumen yang sangat potensial.

Untuk melayani pemesanan, dirinya membentuk tim toko online sebanyak 15 orang. Menurut dia, menjalankan bisnis online tidak semudah yang dibanyangkan.

”Saya kira buka e-commerce itu cukup admin saja dan bisa dilakukan sambil santai. Tapi ternyata tidak demikian. Harus ada SDM yang kompeten di tiap pos nya. Ada bagian IT, marketing, logistik dan semua itu benar benar terpisah,” ujar Lulusan Certified Financial Planner lulusan Curtin University of Technology Australia. (fik/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan