Harga Minyak Anjlok, PHK Opsi Terakhir

[tie_list type=”minus”]Perusahaan Migas Diminta Berhemat[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Asumsi masyarakat bahwa bekerja di perusahaan minyak bergaji besar, tampaknya, menjadi masa lalu. Sebab, efek domino anjloknya harga minyak dunia masih menghantui nasib para pekerjanya. Untuk sementara, perusahaan minyak Indonesia akan melakukan penghentian sementara (moratorium) perekrutan pekerja baru.

perusahaan migas
Ilustrasi/istimewa

PANGKAS PEKERJA: Banyak perusahaan migas yang mengurangi pekerja mereka karena berimbas dari harga minyak dunia yang anjlok.

Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Biantoro mengatakan, kondisi di Indonesia sebenarnya jauh lebih baik daripada di negara lain. Sebab, pemerintah berusaha keras agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. ”Sudah sikap SKK Migas, pengurangan pengawai opsi terakhir,” ujar Elan kemarin.

Sebagai wakil pemerintah, SKK Migas meminta perusahaan migas melakukan penghematan dulu. Mulai menghemat anggaran, mempermudah pensiun dini, dan tidak menghalangi pekerja yang pensiun alami.

Proses PHK, lanjut Elan, memang harus disampaikan kepada SKK Migas. Sebab, semua rencana kerja dan anggaran atau work program and budget (WP&B) perusahaan untuk 2016 sudah diteken pada akhir tahun lalu. Nah, di dalam WP&B itu, sudah dianggarkan bujet untuk gaji pegawai. ”Kalau mau direvisi, misalnya ada pengurangan pegawai, harus disampaikan lagi ke SKK Migas untuk mendapat persetujuan,” jelasnya.

Meski gaungnya makin besar, lanjut Elan, baru Chevron Indonesia yang mengajukan revisi WP&B. Meski tidak menyebut secara detail apa yang diinginkan perusahaan itu, Elan menyatakan bahwa pengajuannya belum disetujui SKK Migas. ”Masih dibahas,” katanya.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Wiratmaja Puja mengatakan, moratorium itu menjadi salah satu jalan terbaik untuk saat ini. Daripada merekrut pegawai baru yang bisa membebani keuangan perusahaan, lebih baik menunda perekrutan. Apalagi, beberapa perusahaan juga memilih untuk tidak memberhentikan pekerja.

Informasi soal moratorium sudah diterimanya. Namun, dia tidak menampik ada perusahaan yang memilih untuk memutus hubungan kerja demi efisiensi. Salah satunya Chevron yang akan mengurangi 1.700 pegawai.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan