Flu Burung Mewabah di Lima Daerah

bandungekspres.co.id –Sejumlah pedagang daging ayam di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Sukabumi mengeluh merosotnya penjualan. Kondisi tersebut terjadi pascaberedarnya kabar wabah flu burung yang mengakibatkan ratusan unggas di empat kecamatan mati mendadak.

Suhaemin, 51, pedagang ayam potong di Pasar Cibadak Sukabumi. Dia mengaku sepi pembeli setelah mewabahnya penyebaran flu burung. Daging ayam segar jualannya pun masih terlihat menumpuk. Konsumen lebih memilih ikan asin, ikan laut, maupun daging lainnya.”Mungkin konsumen merasakan was-was. Akibatnya pembeli beralih ke ikan laut dan ikan air tawar,” cetus Suhaemin, kemarin (27/3).

Kendati harga ayam turun, Suhemin mengatakan, tetap saja tak menjamin tingkat penjualan seperti biasanya. Awalnya harga daging ayam per kilogramnya Rp 35 ribu, kini menjadi Rp 28 ribu per kilogram. Sebelum diterpa serangan virus flu burung, Suhaemin bisa menjual 300 sampai 400 ekor per hari. ”Turunnya hampir 50 persen. Sekarang paling tinggi 200 ekor. Itupun sudah terbilang bagus. Padahal, sebelum adanya flu burung per harinya bisa 300-400 ekor ayam lebih terjual,” katanya.

Suhaemin berharap pemerintah secepatnya turun tangan mengendalikan virus flu burung. Apabila kondisi penjualan seperti sekarang, Herman memperkirakan sebagian besar pedagang ayam akan gulung tikar.

Nia Nureni, 37, pedagang ayam lainnya, mengatakan saat ini dia hanya bisa menjual ayam sebanyak 50-100 ekor per hari. Hampir sebagian besar pembelinya merupakan langganan dari pengelola rumah makan dan mie ayam.

”Dagangan daging ayam saya saat ini menurun drastis. Biasanya bisa menjual sebanyak 50-100 ekor, tapi saat ini hanya 30 ekor juga sudah alhmdulillah,” cetusnya.

Sementara itu, masyarakat di Jawa Barat harus waspada karena virus flu burung menjangkit ribuan ternak unggas di 5 daerah di Jawa Barat, yakni Majalengka, Tasikmalaya, Indramayu, Purwakarta dan Kuningan. Virus H5N1 ini merebak karena pergantian musim.

Kepala Dinas Peternakan Jabar Dody Firman Nugraha mengatakan flu burung pertama kali muncul pada Januari di Majalengka dan Tasikmalaya. Kemudian kasus serupa juga terjadi di Indramayu dan Purwakarta pada Februari dan Kuningan pada awal Maret. ”Setelah diperiksa, ternyata unggas-unggas yang mati mendadak tersebut positif flu burung,” ujarnya kepada wartawan kemarin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan