E- Budgeting Dorong Transparansi Anggaran

bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNGe-budgeting merupakan sebuah sistem penganggaran yang konsisten jika diterapkan. Sehingga, pelayanan birokrasi menjadi akuntabel.

Dengan e-budgeting, sistem keuangan Pemkot Bandung, semakin baik. ’’Maka, kita semakin tenang, tidak dikejar-kejar tugas yang melelahkan. Pelayanan prima dan sistematis mengefektifkan kinerja sekaligus meningkatkan kepercayaan publik,’’ kata Sekretaris Daerah Kota Bandung Yossi Irianto, kemarin.

Di tempat terpisah, anggota Komisi B DPRD Kota Bandung Herman Budiono setuju dengan niat Pemkot Bandung, terapkan e-budgeting.

Dalam penilaian politikus PDI Perjuangan tersebut, terapan sistem daring penganggaran itu memudahkan Badan Pemeriksa Keuangan, lakukan pengawasan. ’’e-budgeting sebuah inovasi transparansi birokrasi yang  akuntabel,’’ tukas anggota Badan Anggaran DPRD Kota Bandung ini.

Sebelumnya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan, melalui e-budgeting bisa mengefektifkan kinerja aparat Pemkot Bandung,  sekaligus meningkatkan kepercayaan publik. ’’e-budgeting merupakan terobosan mereformasi birokrasi  sesuai dengan rumus segitiga pembangunan Kota Bandung, yakni inovasi, desentralisasi, dan kolaborasi,’’ sebut Emil–sapaan akrab walikota.

Emil menjelaskan, e-budgeting sebagai cara mengatur anggaran supaya  tidak merepotkan di ujung. ’’Melalui e-budgeting, Saya ingin  masuk ke golongan individu yang selalu berpikir inovasi sesuai dengan rumus membangun Bandung,’’ tutur Emil.

Untuk itu, sudah saatnya seluruh pimpinan SKPD  mengubah pola pikirnya tidak lagi membuat program berdasarkan anggaran. ’’Tetapi, berkreasi membuat program inovatif, baru dicari anggarannya,’’ tukas Emil.

Berdasarkan referensi Emil, penyerapan anggaran melalui e-budgeting, terbilang rendah di tahun pertama. Namun, itu lebih banyak disebabkan oleh  tata kelola anggaran yang belum dibarengi perubahan pola penganggaran. Kelemahan tersebut perlu dievaluasi, terutama pada perencanaan yang kurang detil. “Saatnya Kepala SKPD pelajari perencanaan. Meskipun, tidak ada yang baru dalam ilmu perencanaan. Intinya, harus detil. Problem itu, lebih banyak di tim perencana yang malas merinci detil,” pungkas Emil. (edy/vil)

Tinggalkan Balasan